SEKITAR KITA
Oknum Rektorat IAIN Madura Diduga Menteror Pengunjuk Rasa
Memontum Pamekasan – Oknum Rektorat IAIN Madura diduga meneror peserta demonstrasi penurunan uang kuliah tunggal (UKT). Teror itu dilakukan pihak rektorat, untuk menggagalkan rencana aksi Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut (Dema-I) Jilid II, Kamis (28/07) tadi.
Pernyataan intimidasi dan teror itu, disampaikan Ketua Dema IAIN Madura, Syaiful Bahri, saat melakukan orasi. Dalam orasinya, Syaiful mengatakan bahwa ada intimidasi dan teror dari pihak kampus terhadap salah satu mahasiswa karena menyuarakan pendapat di muka umum.
Baca juga:
- Masa Kampanye Pilkada 2024 Bakal Jadi Perhatian Operasi Zebra Semeru
- Tingkatkan Kamseltibcar Lantas, Polres Trenggalek Gelar Apel Pasukan Operasi Zebra Semeru 2024
- Kombes Pol Nanang Jabat Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Buher Jabat Dirreskrimsus Polda Jatim
Karena teror itu, sehingga teman-temannya sepakat untuk melawan. Bahkan, jika teman-teman mahasiswa beasiswanya dicabut,.pihaknya akan tetap menyuarakan tuntutan yang belum dipenuhi sepenuhnya Rektorat.
“Orang tua saya juga (diteror, red). Tapi, saya sebagai Presiden Mahasiswa (Presma) diteror, jabatan saya mau dicabut, mau di drop out (DO), silahkan! Jika itu karena memperjuangkan hak-hak mahasiswa adalah sebuah kehormatan bagi saya,” teriaknya.
Syaiful menambahkan, modus teror yang yang dilakukan Rektorat, yaitu ketika mahasiswa melakukan bakar ban. Penyampaian aspirasi dimuka umum, biasanya dicari kontak personnya. Dan, dicari siapa Korlapnya. Kemudian, siapa yang mengirimkan suratnya bahkan sampai sekretaris pun, mereka dikirimi surat semua.
“Ada beberapa orang yang digerakkan dari kampus. Mulai dari Dekan sampai Pembina. Sekarang dibentuk pembina, tujuannya untuk menyetop gerakan mahasiswa diintimidasi ketua-ketuanya. Nanti akan diancam nilai dan sebagainya. Ancamannya atas nama kode etik,” terangnya.
Wakil Rektor, Nur Hasan, dalam keterangannya membantah rektorat melakukan intimidasi. Menurutnya, intimidasi dan teror itu tidak ada. Rektorat hanya melakukan pemanggilan untuk sidang kode etik mahasiswa.
“Siapa yang mengancam? Gak ada. Hanya pemanggilan untuk sidang kode etik. Kerena ada proses, mekanisme. Belum ada. Ngarang itu mereka,” ujarnya.
Sekedar diketahui, Dema IAIN Madura melakukan aksi untuk meminta rektorat menurunkan UKT. Namun, tuntutan mahasiswa hanya sebagian yang dipenuhi rektorat IAIN Madura. (adi/sit)