Kediri
Optimalkan Candi Tegowangi Kediri, Mas Dhito Instruksikan Dinas untuk Dukung Lampu Penerangan
Memontum Kediri – Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, akan memberikan lampu penerangan di kawasan Candi Tegowangi di Desa Tegowangi, Kecamatan Plemahan. Hal itu disampaikan Mas Dhito-sapaan akrab bupati, sebagai solusi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan di sekitar kawasan candi. Salah satunya, aksi pergaulan bebas muda-mudi.
Sebenarnya, selain untuk mengantisipasi hal itu, apa yang direncanakan bupati, juga setelah mendengarkan masukan dari Juru Pelihara (Jupel) Candi Tegowangi, Nurali, saat mengikuti pelaksanaan giat Jumat Ngopi di Candi Tegowangi, Sabtu (23/07/2022) tadi. Disampaikan, bahwa terkait pengunjung candi, banyaj berasal dari berbagai daerah bahkan luar negeri. Dimana, pengunjung mancanegara biasa datang di malam hari. Sementara kondisi di Candi Tegowangi, ketika malam minim penerangan yang membuat area candi gelap.
Nurali juga mengungkapkan, ketika kondisi candi dalam keadaan gelap, maka dikhawatirkan akan menimbulkan perilaku kurang baik. Bahkan, dikhawatirkan bisa memunculkan aksi pencurian ataupun pengrusakan candi yang terbuat pada Tahun 1400 tersebut.
“Jangan sampai, karena tidak ada penerangan, kemudian terjadi hal-hal yang seperti dahulu,” terangnya kepada Bupati Kediri.
Nurali juga mengatakan, tentang tingkat urgensi penerangan di Candi Tegowangi, yang cukup tinggi. Pasalnya, candi ini adalah candi terluas kedua setelah Penataran di Jawa Timur.
Baca juga :
- Ketua DPRD Trenggalek Definitif Periode 2024-2029 Resmi Ditetapkan
- Pemkab Jember Hentikan Sementara Penyaluran Bansos, Hibah dan Honor Guru Ngaji
- Besok, 32 Ribu Peserta Bakal Ikuti Tes SKD CPNS di Kota Malang
- Pemkab Banyuwangi Raih Penghargaan Penyelenggaraan Air Minum Aman dari Menteri PUPR
- Lihat Konser Pembuka Jombang Fest 2024, Seorang Perempuan Terkena Ledakan Petasan
Dirinya juga menambahkan, bahwa candi ini mempunyai legenda yang dipercayai masyarakat mengenai Kisah Sudamala. Dimana, Dewi Uma yang terkena kutukan menjadi Dewi Durga. Yakni, dewi penguasa Pasetraan Gondomayit. Kemudian, oleh Sadewa diruwat sehingga kembali menjadi Dewi Uma.
Meski candi ini unfinished atau belum selesai pembuatannya, namun menurut Nurali, nilai cerita sudah tertuang pada dinding candi. “Uniknya, candi ini memiliki yoni terbaik di Jawa Timur, berupa lambang kesuburan wanita. Terlebih, kisah Sudamala itu sendiri yang digemari oleh pegiat budaya,” tuturnya.
Menanggapi lampu penerangan, Mas Dhito berjanji akan memberikan solusi itu. Sehingga, keberadaan candi tetap optimal. “Candi (Tegowangi) ini kan adalah tempat cagar budaya yang harus dijaga. Jadi, jangan sampai ada pasangan pemuda-pemudi yang berpacaran. Begitu sudah gelap kita tidak tahu yang bersangkutan ngapain,” kata Mas Dito.
Kemudian, Bupati Kediri juga memerintahkan Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Kabupaten Kediri, untuk memasang lampu di sudut-sudut yang dianggap penting untuk dipasangi penerangan. “Terkait penerangan, teman-teman Dinas Perkim mohon untuk dihitung berapa jumlah penerangan yang dibutuhkan untuk candi seluas 2,2 hektar ini,” tutur bupati yang kerap blusukan tersebut. (kom/pan/sit)