Kabupaten Malang

Pacar Korban Saksikan Tenggelamnya Hanafi

Diterbitkan

-

SAKSI : Yana dan Iyan, saksi kejadian. (sos)

Memontum Malang —Yana (24) pacar korban Hanafi, menyaksikan langsung kronologis kejadian. Ia kurang dari 3 meter dari titik tenggelamnya Hanafi. Sepersekian detik, Yana mendengar teriakan Hanafi yang meronta tidak bisa berenang.

Kondisi bingung sore kejadian, Yana berteriak meminta pertolongan. Iyan (24) dan 2 teman lainnya berada agak jauh dari titik kedung. Iyan sempat berusaha berenang.  Dua temannya mencari pertolongan.

Seorang warga, bernama Mbah No, kemudian yang berhasil mengangkat tubuh korban. Mbah No, kata Yana, dikenal teman-temannya. “Namanya Mbah No yang angkat. Saya masuk air lama, dua temanku nyari warga, ta coba inceng ke dalam air tapi gak kelihatan, ” cerita Yana.

Yana sendiri baru pertama kali ke Banyu Anjlok. Di lokasi, hanya mereka berenam yang menikmati keindahannya. Tidak ada wisatawan lain.”Yang nolong Mbah No. Selama 40 menit baru terangkat Mas,” ujar Iyan.

Advertisement

Hingga pukul 23.30, jenazah korban masih berada di RSU Dr Saiful Anwar Malang. Sekitar pukul 23.07, jenazah yang diangkut ambulan PMI Kabupaten Malang tiba di halaman Forensik RSU Dr Saiful Anwar Malang.

Turut hadir anggota Polsek Tirtoyudo, termasuk Kapolsek Tirtoyudo, AKP Yan Usuluddin dan pihak Perhutani. Pihak kepolisian menunggu orangtua atau saudara korban menuju halaman forensik (Kamar Mayat) RSU Dr Saiful Anwar Malang.

Baru sekitar pukul 00.00,jenazah dibawa menuju rumah duka di Surabaya. Kata Iyan, orangtuanya menerima musibah yang menimpa Hanafi sebagai kejadian alami. “Ini langsung dibawa Mas. Orangtuanya gak ke sini,”  ungkap Iyan.

Terpisah diwawancarai, Kaur Humas Perhutani KPH Malang, Gatot Sulis Wardoyo mengatakan bahwa kejadian di Banyu Anjlok adalah kejadian pertama kali di tahun 2017. Namun demikian, total kejadian sudah dua kali di lokasi yang sama (2016). (sos)

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas