SEKITAR KITA
PADI Medika Indonesia Peduli Dampak Covid-19, Bagi Sembako di Surabaya – Malang
Memontum Sidoarjo – Walau sehari-hari berjibaku menangani pasien Covid -19, tenaga medis yang tergabung dalam Yayasan Perhimpunan Dokter dan Dokter Gigi (Padi) Medika Indonesia meluangkan waktu berbagi sembako kepada warga terdampak covid 19 di kota Surabaya dan Malang.
Bakti sosial dengan agenda pembagian sembako di dua kota itu, masing-masing dilaksanakan di balai RW Karang Pilang, Jalan Matrip Karang Pilang Barat Surabaya dan : TPQ Farzana Perum Graha Kartika Jln.Simpang Sulfta Utara VII kav.14 Malang.
Acara di Jawa Timur itu dihadiri pembina Yayasan Padi Pusat dr H Dwi Yanu SpPK didampingi dr Kiki Rizki Rachmad, Ketua Cabang PADI Medika Indonesia Kota Malang dan Dr. dr. Febtarini SpPK Ketua Cabang PADI Medika Surabaya.
Dr Kiki menyatakan acara yang dilaksanakan TPQ Farzana Perum Graha Kartika Jln Simpang Sulfta Utara VII kav.14 Kota Malang terlaksana seduai agenda. Acara berupa pembagian Sembako berupa beras, minyak goreng, gula, susu, teh celup, kopi kecap, mie telur dan sarden. Selain itu ada Infak Rp 2 juta yang disalurkan kepada 43 dhuafa dan 20 anak yatim.
Sebelum di Malang, acara serupa juga dilaksanakan di Surabaya. Pembina Yayas Padi Pusat dr Dwiyanu didamping dan Dr. dr. Febtarini SpPK Ketua Cabang PADI Medika Surabaya memberikan apresiasi atas kepedulia Yayasan Padi Medika Kota Malang.” Semoga Kegiatan ini tepat sasaran,” pesannya.
Pasalnya di saat musibah covid-19 seperti masyarakat membutuhkan uluran pemerintah dan pihak swasta, termasuk Yayasan Padi Medika Indonesia. Namun begitu masyarakat juga diberi pembelajaran menghadapi cocid-19.
“Sebagai operator kesehatan jangan sampai covid -19 terus wabah ini terus bertambah. Menghadapi pandemi ini masyarakat wajib melaksanakan protokol kesehatan. Apalagi sebentar lagi pemerintah kembali akan membuka akses transportasi dan sejenisnya,” katanya.
Dengan akan dibukanya kembali akses perdagangan, pendidika maupun transportasi maka masyarakat harus pintar dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Bila tidak maka ada resiko kasus penderita covid akan bertambah.
Kalau ini terjadi bisa jadi pasien covid 19 tidak tertangani karena jumlah tenaga medis sangat terbatas. “ Perlu diketahui memakai baju APD atau baju Hasmat itu panas. Tetapi kalau masyarakat pintar dengan pola hidup sehat dan mengikuti protokol kesehatan maka akan menguranangi jumlag pasien terpapar covid 19,” tutupnya. (ans/fan/yan)