Surabaya
Pakde Karwo: Hari Ibu, Momentum Kontemplasi Cinta Ibu
Memontum Surabaya– Peringatan Hari Ibu yang diperingati setiap tahunnya pada tanggal 22 Desember, merupakan momentum bagi semua orang untuk berkontemplasi atau perenungan akan rasa cinta kepada ibu. Hal ini perlu dilakukan karena besarnya pengorbanan ibu yang bukan sekedar mengurusi fungsi domestik tapi juga menjaga ketahanan keluarga.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Jatim Dr H Soekarwo pada acara peringatan Hari Ibu ke-89, Hari Disabilitas Internasional dan Hari Bela Negara Nasional ke-79 Provinsi Jatim di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (27/12/2017).
“Saya rasa hari ini adalah hari kontemplasi, bahwa keberadaan kita di sini adalah berkat doa dan perjuangan para ibu. Karena itu, mari diingat apa saja yang telah kita lakukan untuk ibu,” ujar pria yang lekat dengan sapaan Pakde Karwo itu.
Pakde Karwo mengungkapkan, seorang ibu seringkali harus rela berbohong demi kebaikan anaknya. Dicontohkan ibu dari keluarga sederhana yang hanya memiliki sedikit makanan, rela bohong bahwa dia sudah makan karena lebih mementingkan anak-anaknya. “Lewat hal inilah kita diajak untuk tetap menjadi orang agar selalu menyayangi ibu kita dan tidak hanya menjadi mesin,” imbuhnya.
Ditambahkan, para ibu jaman dulu telah bersatu untuk ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tangan kanannya merangkul dan menyusui anaknya,.sedang tangan kirinya memegang senjata. Karena itu perempuan jaman sekarang harus tetap ikut berjuang dengan terus produktif. Hal ini sesuai pesan Presiden yang tertuang pada tema Hari Ibu ke-89 yakni “Perempuan berdaya, Indonesia Jaya”. “Perempuan-perempuan di Jatim sudah sangat produktif. Hampir 70% nya telah memiliki kemampuan ekonomi yang baik,” terang Pakde Karwo.
Terkait keberadaan disabilitas, Pakde Karwo berharap semua perusahaan juga membuka peluang untuk menerima disabilitas sehingga tidak ada diskriminasi. Disamping itu, para disabilitas diharapkan juga bergerak di bidang ekonomi produktif atau UMKM sehingga bisa mengajak teman-temannya. Dengan melibatkan disabilitas di semua aspek maka akan bisa mewujudkan masyarakat inklusif yang berkelanjutan. “Pembangunan akses untuk disabilitas akan diteruskan, karena itu saya akan memperluas training untuk para disabilitas,” tukasnya.
Pada kesempatan sama, dalam rangka memperingati Hari Bela Negara ke-79 Pakde Karwo mengusulkan regulasi harus ada dan dijalankan dengan maksimal. Hal ini diperlukan untuk menanggulangi budaya asing yang masuk. Apalagi, saat ini kebudayaan atau life style merupakan cara baru untuk menjajah bangsa. Karena itu, dalam hal bela negara kepentingan nasional harus didahulukan dari kepentingan apapun. “Hukum harus jadi panglima dan memiliki kedaulatan, maka bela negara ini akan bisa berjalan dengan baik,” kata Pakde Karwo.
Kegiatan peringatan Hari Ibu ke-89, Hari Disabilitas Internasional dan Hari Bela Negara Nasional ke-79 Provinsi Jatim ini diikuti oleh sekitar 450 undangan yang terdiri dari jajaran Forkopimda, pimpinan DPRD Prov. Jatim, unsur pimpinan OPD lingkup Pemprov Jatim, pimpinan dan pengrus organisasi wanita di tingkat Jatim. (dwi/nhs)