Lamongan
Partisipasi Pemilih Pilgub Jatim di Lamongan Hanya Meningkat 2 %
Memontum Lamongan—Komisi Pemiilihan Umum Kabupaten Lamongan telah usai melaksanakan tugasnya dalam kelancaran Pemilu Kepala Daerah Jawa Timur 2018. Dari hasil yang didapat sedikit terjadi peningkatan partisipasi pemilih pada Pilgub Jatim tersebut.
Namun peningkatan partisipasi pemilih di Kabupaten Lamongan tak terjadi peningkatan yang signifikkan. Berdasarkan dari data KPU Lamongan yang berhasil dihimpun, terjadi kenaikan partisipasi pemilih hanya dengan angka 2 % dibandingkan Pilkada tahun 2015 lalu. Hal itu dibeberkan Ketua KPU Lamongan Imam Ghazali ,Kamis (28/7/2018).
“Partisipasi pemilih pada pilgub jatim 2018 di kabupaten Lamongan sebanyak 62.15%. Sedangkan partisipasi pemilih pada pilkada 2015 lalu totalnya 60,27%,” Kata Ketua KPU Imam Ghazali.
Tak hanya itu, Imam Ghozali juga mengaku terkait rendahnya partisipasi pemilih atau golongan putih (golput) di Lamongan masih tergolong tinggi pada pemilhan Gubernur dan Wakil Gubernur 2018.
Hal itu terlihat dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di Lamongan sebanyak 1.039.771 pemilih, namun yang terdata di seluruh tempat pemungutan suara (TPS) hanya 599.653 pemilih. Atau sama dengan 62.15 persen.
Ditambahkan olehnya, terkait masih tingginya angka partisipasi pemilih di Lamongan yang tak mencapai target dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat yaitu sebesar 70 persen dari jumlah DPT.
Imam Ghozali menegaskan pihaknya (KPU.red) menduga, rendahnya partisipasi pemilih diakibatkan karena rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengikuti proses demokrasi.
Meski demikian, pihaknya mengklaim angka tersebut mengalami peningkatan dari tahun pemilukada sebelumnya. Jika tahun 2015 angka partisipasi pemilih sebesar 60,27 persen, meningkat di tahun pilkada tahun 2018 sebesar 62,15 persen.
“Jauh sebelumnya pihaknya sudah berupaya penuh untuk meningkatkan partisipasi dalam pemilu. Bahkan sosialisasi dari tingkat Kecamatan hingga Desa sudah dilakukan. Namun angka golput masih terlihat tinggi. Saya sudah berusaha penuh untuk berkomunikasi dengan semua lapis masyarakat, juga dibantu oleh beberapa komunitas untuk mensukseskan pemilu,” ungkpanya.
Selain itu menurutnya, tingginya angka golput di Lamongan disebabkan banyak hal. Salah satunya, tidak menyebarnya informasi terhadap calon pemilih yang tidak memiliki E-KTP. Padahal di SK 574 calon pemilih yang tidak memiliki E-KTP bisa menggunakan C6. Kemudian alasan lain, rendahnya kesadaran masyarakat dan banyaknya warga yang bekerja di luar daerah hingga luar negeri.
Sedangkan, Sambung Ghozali, beberapa wilayah yang memiliki partisipasi rendah. Salah satunya di Kecamatan Sekaran. Jumlah partisipasi pemilih hanya 18.221 orang. Penyebabnya, banyak warga sekitar yang menjadi pekerja di luar kota hingga luar negeri. Sehingga ketika pemilhan berlangsung, mereka lebih banyak tetap bekerja.
“Karena banyak masyarakat yang bekerja menjadi tenaga kerja asing,” pungkasnya. (fiq/zen/yan)