Kota Malang
Pasca Kebanjiran, Murid dan Guru SMPN 18 Kerja Bakti Bersihkan Sekolah
Memontum Kota Malang——Banjir kiriman akibat derasnya hujan yang tidak tertampung dalam saluran air menerjang SMPN 18 Kota Malang, yang berada di kawasan Sukarno Hatta, Senin (10/12/2018) sore. Tak hanya melalui pintu gerbang, luapan air juga datang dari arah barat sekolah yang menerjang dan merobohkan tembok sekolah sepanjang 20 meter. Luapan air ini sebenarnya berasal dari sungai yang membanjiri lahan belakang masjid Miftahul Jannah hingga ketinggian 40 cm. Karena tak ada saluran keluar, air menggerus pondasi dan merobohkan tembok sekolah yang berdekatan dengan kelas 9G, 9H, dan ruang iklusi.
Menurut Azis Gubaedi, guru mapel pendidikan lingkungan hidup, mengatakan, banjir terjadi dalam sekejap saat siswa mengikuti ekstrakurikuler sore. Seketika guru dan siswa merespon dan menghentikan aktivitas untuk menyelamatkan barang-barang yang bisa diselamatkan. Terutama komputer yang berisi data sekolah dan dokumen penting manual lainnya. Meski tidak bisa semuanya, sebab aliran air terlalu cepat. Sehingga beberapa dokumen ada yang terendam, seperti beberapa raport siswa, SKHUN siswa tahun lalu yang belum diambil, RPP, nilai siswa, dan lainnya.
Guru yang mengajar sejak 1996 ini menambahkan, tiap hujan besar, air masuk sekitar 5-10 cm di halaman. Aula merupakan ruangan yang sering terdampak karena posisinya paling rendah dan terdekat dengan pintu gerbang. Meski ketinggian air di Aula hanya di bawah 5 cm. “Ini kali kedua yang terparah. Pertama sekitar tahun 2000-an. Tiap hujan besar sering banjir. Kali ini, hampir semua ruangan terpapar banjir, hanya ruangan atas yang tidak kena. Seperti ruang Aula itu cukup tinggi sekitar 1 meter. Ruangan lainnya seperti kantor kasek, 8 lokal kelas termasuk inklusi, TU, ruang guru, gamelan, dan lainnya, ketinggian sekitar 40-60 cm,” jelas Azis, mendampingi Kepala SMPN 18 Drs Supandi.
Usai kejadian, pihak sekolah mengajak sebagian siswa bekerja bakti untuk membersihkan ruang yang terpapar banjir, Selasa (11/12/2018). “Beruntungnya sudah selesai ujian. Jadi sebagian siswa ada yang ikut kelas meeting, sebagian lagi kerjabakti mulai jam 7.00 hingga 9.00 WIB. Usai kerja bakti boleh pulang. Rencananya, Kamis dan Jumat pembagian raport. Jadi tidak terlalu mengganggu Proses Belajar Mengajar (PBM),” terang Azis.
Setiap kali kejadian banjir kecil, pihak SMPN 18 telah menyiapkan alat penyedot air untuk membuang air yang menggenang. Pun sekolah telah membuat 2 saluran air pembuangan dengan ukuran masing-masing 60 x 60 cm. Untuk mengantisipasi air yang masuk melalui pintu gerbang, rencananya akan dibuat pintu baja yang bisa dinaikkan untuk membendung luapan air dari jalanan depan sekolah. “Masih tahap perencanaan. Kepala sekolah masih akan mengajukan. Dengan kejadian seperti ini, semoga lebih cepat diperhatikan,” harap Azis,
Kejadian ini menarik perhatian Kepala Dinas Pendidikan Dra Zubaidah MM, Sekretaris Dindik Drs. Totok Kasianto, Camat Lowokwaru, Lurah Mojolangu, dan petugas pemadam kebakaran kota Malang untuk turun meninjau dan memberikan bantuan penanganan saat kejadian, Senin (10/12/2018). Dengan beberapa tenaga guru dan petugas PMK, sisa air banjir yang masih menggenang berhasil disedot hingga malam hari.
‘Uniknya, banjir yang masuk ke SMPN 18 Malang selalu menyapa para kepala sekolah baru. Seperti halnya Kepala SMPN 18 Drs Supandi, yang baru menja9lbat sekitar 2 bulan, yang sebelumnya menjabat sebagai Kasek SMPN 10. (rhd/yan)