Kota Malang
Pasca Ngisruh di Kasin, Polresta Malang Pulangkan 43 Pendekar PSHT
Memontum Kota Malang – Sebanyak 43 pendekar PSHT (Persaudaraan Setia Hati Teratai) yang sempat menginap di Mapolres Malang Kota, Minggu (23/9/2018) siang, akhirnya diperbolehkan pulang. Mereka diperbolehkan pulang setelah bersama-sama membacakan ikrar damai. Salah satunya siap menjaga Kota Malang agar semakin aman dan kondusif.
Mereka pada Sabtu (22/9/2018) diamankan petugas Polres Malang Kota karena telah melakukan konvoi dan diduga terlibat kerusuhan si kawasan Jl Bendungan Sutami, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang dan Jl S Supriadi, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Diharapkan dengan pendataan dan pembacaan ikrar itu, kerusuhan sepeti pada Sabtu malam tidak lagi terulang di Kota Malang.
Kabag Ops Polres Malang Kota Kompol Sutantyo mengatakan bahwa ke 43 pendekar PSHT ini sudah diserahkan ke seniornya.
“Mereka kami lakukan pendataan. Kami juga masih melakukan penyelidikan terkait kasus kekerasan terhadap warga. Ada 1 korban yang sudah datang ke Polres Malang Kota. Sempat kami tunjukan fotonya kami pertemukan. Ternyata bukan mereka pelakunya. Mereka.kami serahkan ke seniornya” ujar Kompol Sutanyo.
Pihaknya sudah melakukan pendataan, termasuk sidik jari dan juga membuat surat pernyataan. “Kami masih terus melakukan penyelidikan. Saat ini mereka sudah boleh pulang dan kami serahkan ke seniornya,” ujarnya lagi.
Perlu diketahui bahwa pada Sabtu malam, pendekar PSHT berkumpul di depan Kampus UIN untuk mengikuti pengesahan di kawasan Turen. Mereka konvoi dengan jumlah besar hingga sempat terjadi gesekan dengan pengendara motor lainnya. Sempat terjadi beberapa pemukulan hingga petugas Polres Malang Kota segera melakukan penghadangan di kawasan Jl S Supriadi Sukun.
Sebanyak 43 pendekar yang salah satunya seorang wanita dan 27 motor diboyong ke Mapolres Malang Kota. Mayoritas mahasiswa yang terdiri dari kawasan Tuban, Madiun, Tulung Agung dan beberapa daerah lainnya.
“Awalnya mereka berkumpul di depan UIN. Mereka kemudian konvoi menuju Turen untuk menghadiri pengukuhan warga baru. Mereka berkonvoi hingga melebihi marka tengah jalan. Ada yang emosi saat mendapat teguran hingga terjadi pemukulan. Korban luka ringan ada 3 dan 1 motor rusak. Salah satu korban sudah melapor. Kami masih terus melakukan penyelidikan,” ujar Kompol Sutantyo.
Sementara itu, Ketua PSHT Cabang Kota Malang, Robby Setia Rustanto Darmawan, mengatakan bahwa pada Sabtu malam pihaknya sudah berada di Turen hingga awalnya tidak mengetahui masalah konvoi tersebut.
“Sebelumnya seperti tahun lalu kami imbau agar tidak melakukan konvoi. Karena akan menimbulkan rawan gesekan. Mereka adalah anggota PSHT dari berbagai perguruan tinggi di Kota Malang yang berasal dari berbagai daerah. Karena lokasinya di Malang menjadi tanggung jawab organisasi kami yang di Malang. Kalau peristiwa seperti ini baru pertama kali dan semoga tidak terulang lagi,” ujar Robby kepada wartawan. (gie/yan)