Pasuruan
Peduli Lingkungan, SMPN 2 Purwosari Buat Briket dari Tongkol Jagung sebagai Energi Alternatif Pengganti Kompor
Memontum Pasuruan – Energi alternatif ramah lingkungan pengganti kayu bakar dan kompor, berhasil dikembangkan SMPN 2 Purwosari, Kabupaten Pasuruan. Adalah Inovasi berupa pembuatan briket dari tongkol jagung atau Pembritoja, yang berhasil dikembangkan tim SMPN 2 Purwosari yang melibatkan mulai siswa, guru hingga OPD Pemkab Pasuruan.
Suksesnya inovasi ini, pun sekarang dikembangkan pada tingkatan keluarga siswa hingga dewan guru. Termasuk, warga sekitar yang bermata pencaharian pertanian sebagai petani jagung.
Inovator Pembritoja, Umi Supriatim, menjelaskan bahwa ide inovasi ini muncul karena lingkungan SMPN 2 Purwosari merupakan daerah pertanian yang mata pencahariannya adalah petani jagung. Dalam perkembangannya, usai panen dan biji jagung dimanfaatkan, justru menyisakan tongkol jagung yang tidak dioptimalkan dengan baik. Karenanya, muncul ide untuk dikembangkan agar lebih bernilai ekonomis untuk masyarakat atau petani sekitar.
“Inovasi ini sudah diuji coba pada tahun 2021. Kemudian, berlanjut di tahun 2022 untuk penerapan dan 2023 dilakukan kebaharuan,” kata Umi, Rabu (10/07/2024) tadi.
Baca juga :
Dari hasil pengembangan ini, lanjutnya, pemanfaatan briket sebagai energi alternatif memiliki ketahanan yang relatif lama. Yakni, antara rentan waktu 30 menit hingga 60 menit. Sehingga, sangat layak untuk digunakan.
“Untuk bahan-bahannya, relatif sangat mudah. Yakni, tongkol jagung yang bisa diperoleh dari petani sekitar dan tepung kanji sebagai bagian perekat tongkol jagung yang sudah dihancurkan. Kemudian, juga alat bantu tong untuk media bakar dan alat penumbuk,” tambahnya seraya menjelaskan inovasi ini akan turut dilombakan pada inovasi tingkat pendidikan.
Untuk cara pembuatannya sendiri, tambah Guru IPA itu, yaitu diawali dengan mencari bahan baku tongkol jagung. Setelah terkumpul, tongkol jagung yang didapat kemudian dijemur hingga kering. Usai kering, semua tongkol dikumpulkan untuk diproses pembakaran tongkol menjadi arang. Setelah itu, baru didiamkan dan berlanjut pada penumbukan.
“Agar hasilnya bagus, usai ditumbuk maka berlanjut pada pengayakan dan berlanjut pada pencetakan menjadi briket. Dalam proses ini, panaskan tepung kanji agar bisa menjadi perekat yang dicampur bersama tepung arang dengan perbandingan 2:1 (2 tepung dan 1 kanji). Setelah itu baru dijemur dan siap pakai,” ungkapnya. (sit)