SEKITAR KITA
Pembangunan Relokasi Pasar Batu Dianggap Ngawur oleh Pedagang
Memontum Kota Batu – Relokasi pedagang Pasar Besar Kota Batu, nampaknya sudah memasuki tahap pengerjaan. Kondisi itu, terlihat saat rombongan Komisi B DPRD Kota Batu, sidak bersama Diskoumdag Kota Batu, ke lokasi relokasi di Parkir Selatan Kompleks Stadion Gelora Brantas di Jalan Sultan Agung Kota Batu, Rabu (08/09) tadi.
Kepala Diskoumdag Kota Batu, Eko Suhartono, menjelaskan bahwa nantinya akan dibangun sebanyak 1.191 kios. Dinding kios nantinya dari bahan kalsibot serta atap memakai galvalum (baja ringan). Perlu diketahui juga, bahwa dalam pembangunan ini nantinya menelan biaya sebesar Rp 4, 736 milyar dan proyek dikerjakan oleh CV Mahakarya Abadi dengan waktu pelaksanaan 90 hari kalender.
Baca juga:
- Bakesbangpol Kota Malang Pastikan TPS Pilkada 2024 Aman dari Banjir di Musim Penghujan
- Atasi Lonjakan Harga Sembako Menjelang Pilkada, Pemkot Malang Siapkan Operasi Pasar
- Datangi Kampung Biru, Abah Anton Terima Dukungan untuk Kembali Memimpin Kota Malang
- Pj Wali Kota Malang Tekankan Kewaspadaan Dini Jaga Kondusifitas Pilkada 2024
- Peduli Wilayah Kekeringan, Bunda Indah Distribusikan Tangki Air Bersih untuk Masyarakat
“Jadi di Barat Stadion Brantas bakal ditempati kios dan los untuk pedagang sembako, pakaian, dan sebagainya. Lalu kawasan Stadion Brantas, ditempati PKL Pasar Pagi. Untuk tempat parkir berada di bekas Pasar Parkiran atau Jalan Sultan Agung,” katanya.
Kalau pedagang apel ditempatkan di Pasar Sayur, itu tidak di tempat relokasi. Untuk memberi kemudahan dan pelayanan kepada para pedagang, pemerintah menggratiskan biaya, bahkan beban air dan listrik juga bakal ditanggung.
“Semua demi kenyamanan para pedagang yang tengah direlokasi,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu pengurus paguyuban pedagang Pasar Besar Batu, Faiz Rohmi saat dihubungi via telepon seluler, mengatakan bahwa Pemkot Batu (Diskoumdag, red) tidak pernah berkomunikasi dengan pedagang apa dan bagaimana progres dari rencana relokasi.
“Itu merupakan keputusan sepihak dari dinas. Selama ini, pihak Pemkot Batu cenderung kurang komunikasi dengan kami para pedagang. Sebab, ada sekitar 2 ribu lebih, namun hanya disediakan seribu sekian. Ini kan ngawur namanya,” keluhnya, Rabu (08/09).
Dirinya merasa, pembeli bakal kesulitan ketika hendak membeli kebutuhan pokok setelah berbelanja buah dan sayur-sayuran. Karena relokasi pasar dengan tempat parkir yang berada di Jalan Sultan Agung atau bekas Pasar Parkiran, terlalu jauh.
“Meski dipindah, harusnya pemerintah memikirkan bagaimana agar bisa mendukung atau menciptakan lingkungan aktivitas ekonomi yang baik. Kondisi ini, semakin buruk karena kios terlalu kecil. Bagaimana caranya menyimpan stok atau menata barang dagangan,” imbuhnya.
Apalagi para pedagang bakal menempati kios relokasi selama kurang lebih 1 tahunan sembari menunggu pembangunan Pasar Besar rampung.
“Ini hajat hidup orang banyak. Ketika kami lapar, tidak mungkin perut kami bisa disemayani (dijanjikan,red) untuk makan besok atau lusa. Terlebih sekarang pandemi, perekonomian dalam keadaan lesu-lesunya” keluhnya.
Menanggapi keluhan tersebut, anggota Komisi B DPRD Kota Batu, Fahmi Alkatiri, menghimbau dinas lebih peka dan memperhatikan kenyamanan para pedagang. Sehingga, tidak menimbulkan masalah kemudian hari apalagi mereka bakal menempati relokasi lumayan lama.
“Semua harus betul diperhatikan, ini nampak belum ada penampungan air ketika hujan turun. Khawatirnya kalau hujan deras, tentu menganggu aktivitas pedagang bisa-bisa banjir nanti,” ujar kader Partai Nasdem ini.
Kemudian, tambahnya, bagaimana penataan pipa, listrik, dan sebagainya. Terlebih ukuran bedak sangat kecil sehingga tidak memungkinkan untuk aktivitas jual beli. Bagaimana mereka menata dagangannya?
“Misalnya menyimpan stok atau memajang barang yang akan ditawarkan untuk pembeli. Makanya perlu banyak musyawarah melibatkan pedagang untuk mencari solusi,” pesannya.( bir/sit)