Pemerintahan
Pemkot Malang Gerak Cepat Tangani Warga Sekitar Brantas
Memontum Kota Malang – Kota Malang turut merasakan dampak banjir bandang yang melanda Kota Batu. Bahkan, terdapat empat titik yang terimbas paling parah dan menyebabkan ratusan warga harus mengungsi untuk sementara waktu. Beruntungnya, selama kejadian berlangsung, Pemkot Malang bersama Forkopimda dan tim serta relawan, berhasil bergerak cepat.
Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji, pun harus berjibaku dan turut terjun ke sejumlah lokasi terdampak banjir bandang kiriman dari Kota Batu. Seperti, ke Kampung Putih, Bougenville Jatimulyo dan Samaan, Kamis (04/11/2021).
Baca juga:
- Hujan Deras Disertai Angin Kencang Sebabkan Pohon Tumbang di Dua Lokasi Kota Malang
- Kelanjutan Proyek WTP, Sekda Kota Malang Tegaskan Tunggu Persetujuan Lingkungan
- Pendapatan Pajak Kota Malang Triwulan III Lampaui Target, PBJT Mamin dan BPHTB di Angka Lebih 60 Persen
Wali Kota Sutiaji, dalam kesempatan itu mengatakan bahwa kiriman banjir bandang kali ini memiliki dampak terparah yang dirasakan warga di Kota Malang. “Tidak menyangka, saya pikir banjir bandang di Kota Batu, tidak berimbas ke sini (Kota Malang, red). Ini terparah dan dahulu sekitar tahun 2004 pernah, tetapi tidak separah ini,” ungkapnya ketika mendatangi posko pengungsian.
Adapun beberapa kawasan yang terdampak adalah Kelurahan Jatimulya, Kelurahan Rampal Celaket, Kelurahan Samaan, dan Kelurahan Kota Lama. “Yang terparah di RT 2 RW 9 Kelurahan Jatimulyo, ada 61 rumah terdampak lumpur yang terbawa banjir. Lalu di Kampung Putih Kelurahan Rampal Claket ada 51 rumah, di Kelurahan Samaan ada 30 rumah yang terkena dampaknya. Kemudian di Kelurahan Kota ada tujuh rumah, tapi yang kondisinya mengkhawatirkan sampai harus diungsikan hanya 2 rumah,” terang Sutiaji.
Mengetahui dampak yang begitu besarnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang langsung sigap mengambil tindakan. Antara lain membuat tempat pengungsian dan mengidentifikasi kebutuhan dasar warga pengungsi.
“Ada titik-titik tersebut ada tempat pengungsian, kecuali Kelurahan Kota Lama karena hanya dua rumah. Di tempat pengungsian kita siapkan air bersih dan kebutuhan dasar makanan dengan menyiapkan dapur umum. Beberapa masyarakat ini juga saling bahu membahu dan swadaya,” tambahnya.
Banyak warga Kota Malang yang tertampung di tempat pengungsian. Setidaknya, warga yang mengungsi di Kelurahan Jatimulyo kurang lebih 200 jiwa, di Kelurahan Rampal Claket sebanyak 175 jiwa, dan di Kelurahan Samaan, sekitar 100 hingga 150 pengungsi.
“Data masih dihimpun lebih lanjut dan kebutuhan akan terus diinventarisir oleh Badan Penanggulangan Bencana Umum Daerah (BPBD). Kerugian juga masih dihitung karena dari laporan ada sepeda hanyut, bangunan ambruk, perkakas rusak,” sambungnya.
Jumlah personil yang diturunkan sementara ini dibagi ke dalam tiga wilayah terdampak parah. Personil meliputi dari BPBD, TNI/Polri, dan Taruna Siaga Bencana (Tagana). Pemkot Malang juga berkoordinasi dengan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) berkaitan dengan kondisi musim hidrometeorologi saat ini.
“Kita koordinasi terus karena muncul kekhawatiran di musim hidrometeorologi ini. Karena curah hujan susah diprediksi, jadi warga yang tinggal di Daerah Aliran Sungai (DAS) itu pada khawatir,” terang Wali Kota Sutiaji. (mus/sit/adv)