Kota Malang
Pengembangan Stasiun Malang Tahap I, Walikota Sutiaji Letakan Batu Pertama
Memontum Kota Malang – Walikota Malang Drs H Sutiaji meletakan batu pertama proyek pengembangan Stasiun Malang Tahap 1 pada Selasa (24/9/2019) pukul 10.00. Dengan peletakan batu pertama ini, maka PT KAI (Kereta Api Indonesia) memulai proyek pembangunan Stasiun Malang di sisi timur seluas 2.086 M2, luasan parkiran 7.826 m2 dan ukuran skybrige 6,5 × 72 m. Diperkirakan bangunan baru Stasiun Malang ini nantinya bisa menampung kapasitas penumpang sebanyak 2.450 orang.
Desain pengembangan Stasiun Malang bakal menarik karena terinpirasi Gunung Putri Tidur yang terlatak antara perbatasan Kota Batu dan Kabupaten Malang. Dalam acara pelatakan batu pertama ini dihadiri perwakilan Dari Gubernur Jawa Timur, Direksi PT KAI Persero, jajaran menejemen PT KAI Daop 8 Surabaya dan beberapa undangan lainnya.
Corporate Deputy Director of Exiting Bussiness Development PT KAI, Rochsjid Budiantoro mengatakan, bahwa saat ini jumlah penumpang di Stasiun Malang rata-rata mencapai 6000 penumpang setiap harinya.
” Saat ini pembangunan tahap I untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah penumpang. Sebab perharinya saat ini sudah mencapai 6000 perharinya dan diperkirakan akan terus naik,” ujar Budiantoro.
Diharapkan pula, Stasiun Malang nisa menjadi ikon di Kota Malang dikatenakan pembangunanya memiliki konsep mengusung Stasiun Malang yang lebih modern tanpa meninggalkan kearifan lokal.
” Ini juga terinspirasi dari Gunung Putri Tidur. Ini adalah persembahan dari PT KAI dalam HUT ke 74 pada Kota Malang. Kita berharap penimpang bisa terlayani dengan baik dan menjadi ikon di Kota Malang. Target kita 8 bulan,” ujar Budiantoro. Tentunya Stasiun Malang akan menjadi stasiun yang cukuo megah dikarenakan perkiraan biaya hingga Rp 54 miliar.
Walikota Malang Drs H Suatiaji menyambut baik pembangunan Stasiun Malang Tahap 1 ini. ” Insyallah mulai Tahun depan sudah bisa terurai arus lalu lintas di depan Stasiun Kota Malang. Ini adalah jawaban dari keresahan masyarakat terkait kepadatan lalu lintas di depan Stasiun Malang,” ujar Suatiaji.
Selain itu wajah heritage Stasiun Malang akan semakin terlihat. Bangunan yang berdiri sejak Tahun 1800 tersebut akan semakin tampak karena kepadatan arus.lalu lintas bakal berkurang.
” Wajah bangunan haritage nya akan semakin nampak. Nantinya ini akan menudukung Kota Malang sebagai kota wisata heritage. Wisatan bisa betjalan dari Kayu Tangan, berjalan kaki ke Tugu dan Stasiun Malang,” ujar Sutiaji. (gie/yan)