Hukum & Kriminal
Pihak SPI Membantah Adanya Dugaan Kejahatan Luar Biasa Seperti yang Dilaporkan Komnas PA
Memontum Kota Batu – Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu, disebut-sebut sebagai pihak terlapor, dalam dugaan terjadinya kejahatan luar biasa, sebagaimana yang dilaporkan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), atas dugaan tindak pidana kekerasan seksual di SPKT Polda Jatim, Sabtu (29/05) tadi. Saat media ini hendak mengkonfirmasi lebih lanjut kepada pihak sekolah, diketahui bahwa kondisi sekolah sedang dalam keadaan sepi atau tutup. Sebaliknya, hanya pihak security di pos penjagaan, yang bisa ditemui.
Salah satu security, Ismail, saat ditemui mengatakan bahwa sekolah masih tutup saat pandemi. Kebetulan, pengurus sekolah dan guru juga sedang berada di Bali, karena ada acara di sana.
Baca Juga:
- Cleaning Area Pengunjung, Manajemen Jatim Park 3 Kota Batu Sebut Tak Ada Korban Jiwa
- Wisata Jatim Park 3 Kota Batu Alami Kebakaran
- Sinergitas Bidhumas Polda Jatim dan Awak Media, Deklarasikan Pilkada 2024 Berjalan Damai dan Kondusif
- Partai Nasdem Rekomendasi KD dan Dewa Kresna Maju Pilkada Kota Batu 2024
“Ya, dari mana dan ada keperluan apa ?,” tanya salah satu security dengan sopan.
Setelah disampaikan mengenai maksud dan tujuan, terutama informasi adanya pelecehan seksual di lingkungan sekolah yang telah dilaporkan Komnas PA, Ismail dan Junarto, pun seolah tidak percaya. Bahkan menurut mereka, sejak dua belas tahun bekerja sebagai security di SPI, tidak pernah ada kasus seperti itu.
“Sejak dua belas tahun bekerja di sini, belum pernah mendengar adanya kasus pelecehan seksual,” tegas Junarto yang biasa dipanggil Pak Cung.
Bahkan, tambahnya, anak didik di sini, semisal ketahuan berpacaran saja, langsung mendapatkan peringatan. “Dan apabila tidak bisa dibina, ya langsung di pulangkan ke daerah asal dengan biaya dari sekolah,” timpal Ismail.
Menurut kedua security tersebut, di sekolah SPI, penerapan disiplinnya cukup tinggi.
Sementara itu secara terpisah, Kepala Sekolah SMA Selamat Pagi Indonesia, Risna Amalia, saat dihubungi ponselnya tidak merespon. Namun, saat dihubungi via WA tentang dugaan tersebut, baru merespon dan seolah balik bertanya.
“Kami juga kaget dan merasa aneh, dengan pemberitaan ini. Kami tidak tahu, siapa yang memasukkan bahan pelaporan, dengan tujuan apa, dan memiliki motif apa membuat laporan itu,” ujarnya.
Karena sesungguhnya, ujar Risna, yang diberitakan sama sekali tidak benar. “Saya di sini sebagai kepala sekolah, sejak sekolah ini berdiri 2007. Bahkan, saya menjadi Ibu asrama sampai saat ini. Tidak pernah terjadi kejadian-kejadian seperti yang disampaikan. Sama sekali tidak ada,” tambahnya. Kami saat ini pun, juga mencoba mencari tahu lebih dalam, tentang hal ini. “Sepertinya, ada yang memiliki tujuan tidak baik kepada SPI maupun pada Pak Julianto secara pribadi,” paparnya.(bir/sit)