Hukum & Kriminal
Polisi Gagalkan Percobaan Bunuh Diri Seorang Mahasiswa di Jembatan Suhat Kota Malang
Memontum Kota Malang – Diduga depresi karena faktor ekonomi, MM (22), mahasiswa PTN di Kota Malang, asal Dau Kabupaten Malang, Rabu (1/9), melakukan aksi percobaaan bunuh diri di Jembatan Soekarno-Hatta, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
Namun sebelum aksi terjun bebas ke Sungai Brantas itu terjadi, petugas Polsek Lowokwaru dan warga sekitar datang ke lokasi. Petugas pun menenangkan MM supaya tidak melakukan aksi nekat. Dengan kondisi menangis, MM pun kemudian ditenangkan oleh petugas dan dibawa ke Polsek Lowokwaru.
Baca juga:
- Pemkab Jember Hentikan Sementara Penyaluran Bansos, Hibah dan Honor Guru Ngaji
- Besok, 32 Ribu Peserta Bakal Ikuti Tes SKD CPNS di Kota Malang
- Pj Bupati Teguh Buka Gelaran Seminar Kebangsaan di Jombang Fest 2024
Informasi Memontum.com bawa kejadian percobaan bunuh diti tersebut terjadi pukul 09.15. Saat itu, MM tampak terlihat seperti orang binggung mondar-mandir di jembatan Soekarno-Hatta.
Namun tak lama kemudian saat MM mencoba untuk terjun bebas ke Sungai Brantas, petugas Lantas Poksek Lowokwaru bersama warga sekitar berhasil menggagalkan aksi itu. Kondisi MM seperti orang depresi. Dia terus menangis hingga petugas mencoba menenangkannya.
Plh Kapolsek Lowokwaru, AKP Sutomo, saat dikonfirmasi Memontum.com membenarkan adanya kejadian itu.
“Sekitar pukul 09.00 WIB, anggota piket Lantas Polsek Lowokwaru yang berjaga di Pos Lantas UB melihat MM tampak linglung dan ada upaya untuk melompat dari Jembatan Jl Soekarno Hatta. Anggota piket Lantas Polsek Lowokwaru yang melihat hal itu, langsung menarik MM dan menggagalkan percobaan bunuh diri tersebut. Kami kemudian membawanya ke Polsek Lowokwaru,” ujar AKP Sutomo.
Dari keterangan yang diperoleh bahwa MM alami depresi akibat takut tidak lulus tepat waktu karena tidak memiliki Laptop untuk mengerjakan skripsi. Dia berpikiran jika tidak punya laptop tidak bisa menyelesaikan skripsi. Beberapa saat lalu, ibunya meninggal. Tekanan batinnya semakin kuat karena tidak ada yang diajak untuk mencurahkan segala permasalahannya.
“Selain memanggil pihak keluarga, kami juga memanggil pihak kampus. Untuk diberikan motivasi hidup dan mempersilahkan MM langsung mengutarakan permasalahannya ke pihak kampus. Kami juga juga memberikan dorongan supaya namanya hidup ini kan memang banyak tantangan, banyak permasalahan, sehingga harus bisa menghadapinya,” ujar AKP Sutomo. (gie)