Lumajang

Polisi Masih Selidiki Perusakan Pura Mandara Giri Semeru Agung

Diterbitkan

-

Memontum Lumajang—Perusakan Pura Mandaragiri Semeru Agung Senduro Lumajang hingga kini masih menjadi perhartian banyak pihak. Informasi yang diperoleh media ini dari Kodim 0821 Lumajang melalui Pasi Intel Kapten Arm Muksin, Selasa (20/2/2018) mengatakan, pihaknya intens membantu pihak kepolisian guna mengungkap siapa pelaku perusakan.

“Sekecil apapun informasi tetap kami himpun dan kami sampaikan ke pihak kepolisian Senduro. Soal bibit – bibit yang mengarah ke radikal, itu masih dalam ranah kemungkinan,” terangnya. Muksin mengatakan, hingga saat ini para kyai, juga termasuk umat kristen justru tidak terima (marah) akan adanya kejadian itu.

“Yang ditakutkan oleh mereka itu, ada isu bahwa pelakunya justru orang Islam. Makanya yang akan menghakimi itu, ya tokoh – tokoh agama di sana,” ujar Kapten Muksin.

Masih kata Muksin, Pemerintah telah melakukan langkah-langkah guna menghindari perpecahan. Salah satunya dengan merapatkan barisan mengumpulkan ketua PHDI.

Advertisement

“Ini jangan dibesar – besarkan. Karena rentan terhadap isu. Saat ini kita konsentrasi hari raya Nyepi pada 17 Maret. Patung-patung yang rusak dibungkus plastik. Agar tidak jadi tontonan,” katanya.

Sementara Kepolisian Resort Lumajang melalui Paur Subbag Humas Ipda Basuki Rachmad menjelaskan, bahwa pihaknya saat ini terus melakukan penyelidikan terkait perusakan patung di Pura Mandaragiri Semeru Agung Senduro.

“Sementara ini masih dalam tahapan mengamankan barang bukti. Juga melakukan penyelidikan guna mengungkap siapa pelakunya,” ujar Basuki.

Polisi sampai saat ini belum bisa memberikan kesimpulan pasti apa yang melatar belakangi aksi tersebut. Namun Ipda Basuki menegaskan, jika kejadian itu tidak ada tendensi – tendesi negatif yang bersifat keagamaan.

Advertisement

“Situasinya kondusif, seperti apa yang dikatakan oleh Bapak Kapolres. Itu dilakukan oleh orang – orang iseng saja,” tegasnya.
Masyarakat Senduro itu kerukunan umat beragamanya bisa dikatakan luar biasa.

“Umat agama yang satu dengan agama yang lain rukun, sering kerap bersama, kami berharap pada masyarakat, masalah ini jangan dibesar – besarkan,” pungkasnya.(adi/yan)

Advertisement
Lewat ke baris perkakas