Kota Malang

PWI Pusat dan Kemenkominfo Galakkan Etika Jurnalistik ke Netizen

Diterbitkan

-

R. Ahmed Kurnia Soeriawidjaja, Irawan Nawari (moderator), Agus Subagyo, dan Munir, mendampingi Sunaryo saat memberikan materi seminar. (rhd)

Memontum Kota Malang—-Pers sebagai pilar demokrasi, maka pers harus bijak dalam pemberitaannya sebagai bentuk kredibilitas media. Sebab peran media yaitu edukatif, mencerahkan, memberdayakan, dan cinta kepada tanah air. Sehingga diwajibkan turut aktif dalam memerangi hoax dengan mengedukasi orang lain, dan tidak ikut share info hoax.

Hal ini diungkapkan Direktur Pengelolaan Media Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo), Sunaryo, saat mengisi Seminar Menyongsong Hari Pers Nasional (HPN) 2018 bertemakan “Menggalakkan Etika Jurnalistik Untuk Para Netizen” di Ubud Hotel & Cottage, Malang, Selasa (28/11/2017).

Kegiatan yang diinisiasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia ini, diikuti 150 peserta dari mahasiswa jurusan Komunikasi Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Muhammadiyah Malang, serta jurnalis se-Malang Raya.

Mengangkat judul “Peran Pemerintah dalam Penanggulangan Hoax untuk Generasi Millenial”, Sunaryo mengatakan, saat ini kebebasan pers meningkat dari 63 menjadi 67 persen, yang disebabkan keikutsertaan netizen dalam citizen jurnalism. Melalui seminar ini, diharapkan mahasiswa sebagai bagian netizen bisa belajar untuk mengisi konten positif.

Advertisement

“Mulutmu harimau-mu, saat ini berubah menjadi jarimu harimau-mu. Lihat Suriah, Irak, dan Libya, yang luluh lantak karena pesan berantai hoax. Tak hanya memelintir kata melalui berita, namun juga mengedit foto dan video menggunakan teknologi modern menjadi hoax. Sehingga rawan konflik laten di dunia maya,” urai Sunaryo, yang didapuk membuka acara mewakili Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (Kemenkominfo) RI, Niken Widiastuti.

Sementara itu, Ketua PWI Jawa Timur, Munir, menjelaskan bahwa seminar ini merupakan kegiatan pertama kali dari rangkaian kegiatan 3 kota, yaitu Malang, Palangkaraya, dan Solo. “Malang bagian dari Jatim mendapatkan kehormatan menjadi pioner kegiatan ini. Hal ini dianggap perlu, sebab pers sedang berantitesa (berlawanan) dengan medsos. Pers menjunjung tinggi kebenaran, sementara medsos tak beraturan. Untuk itu, pers mengajak mahasiswa sebagai bagian netizen menjadi penyebar informasi kebenaran, sekaligus kampanye antihoax,” jelas Munir, dalam sambutannya.

Direktur Indonesia New Media Watch / Direktur Riset dan Komunikasi Publik PWI, Agus Sudibyo, yang membawakan materi “Netizen Jaman Now dan Pembelajaran Etika Jurnalistik”, mengupas trend sosial yang sedang terjadi pada para netizen. Netizen Indonesia merupakan pengguna internet tertinggi, harus terbiasa berperilaku saring sebelum sharing. Everybody is citizen jurnalism, maka harus memperhatikan kaidah jurnalistik, minimal mulai dari status pribadi.

“Medsos rentan hoax, menjadikan netizen bertindak dulu baru berpikir, karena pengaruh internet addiction. Padahal seharusnya manusia normal, berpikir dulu baru bertindak. Sehingga menjadikan mereka terbiasa menjadi Digital Autism, tak peduli lingkungan sekitar, karena menganggap ruang publik adalah dunia maya sebagai hibridasi berbagai ruang media sosial, seperti FB, WA, dan lainnya. Sehingga saat aktifitas pribadi malah dipublish secepatnya, antara amarah, senang, dan lainnya diungkapkan tanpa malu. Tanpa disadari seperti orang abnormal tanpa kendali. Untuk itu, mulailah diet internet, agar tak terjerumus,” papar Agus Sudibyo.

Advertisement

Selain Sunaryo dan Agus Sudibyo, pemateri lainnya, yaitu R. Ahmed Kurnia Soeriawidjaja (Direktur Sekolah Jurnalistik Indonesia PWI Pusat / Direktur Executive PWI Pusat) yang membawakan materi “Bermedia Sosial dengan Berpegangan pada Etika Komunikasi, Solusi Penanggulangan Hoax”, serta Munir (Ketua PWI Jawa Timur) yang memaparakan “Pemberitaan Pers yang Bermartabat Sebagai Solusi Menanggulangi Ketergantungan Masyarakat Terhadap Media Sosial”. (rhd/yan)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas