KREATIF MASYARAKAT
Sadar, Mantan Napiter Suskes Usaha Calyna Candy
Memontum Malang – Image negatif dari seorang mantan napiter (narapidana teroris), tidak mematahkan semangat Syahrul Munif (38), untuk terus berusaha dan berkembang di tengah masyarakat. Usai resmi bebas sebagai warga binaan di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Sentul, Bogor, Jawa Barat, pada tanggal 25 September 2019, Syahrul pun berusaha untuk kembali bangkit kepada kehidupan normalnya.
Menempati rumah di kawasan Bukit Cemara Tujuh, Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Syahrul mulai mengembangkan usaha kuliner bernama Calyna Candy.
“Sebulan setelah keluar dari penjara, saya langsung bangkit dan membangun usaha sebagai bukti kepada masyarakat. Saya ingin bangkit dari kesalahan dan bisa bermanfaat bagi banyak orang,” ujar Syahrul, Kamis (5/11) tadi.
Kini, melalui usaha Calyna Candy nya, dalam satu bulan bisa menjual produk sebanyak 1000 pcs. Dengan kesuksesan ini, Syahrul bisa membuktikan bahwa dia pun bisa membantu banyak orang dengan merekrut karyawan yang saat ini sudah ada empat orang.
“Semua ini karena semangat sayang untuk bangkit. Saya akhirnya bisa menciptakan lapangan kerja. Semoga ini juga semakin besar dan memberi peluang pekerjaan bagi banyak orang lagi,” ungkapnya.
Flasback dalam kisahnya, Syahrul Munif pernah tersangkut kasus tindak pidana terorisme pada tahun 2017. Syahrul ditangkap Densus 88 dengan masa hukuman selama 2 tahun.
Lepas dari masa hukuman tersebut, dirinya mulai terbuka dan menyadari apa yang dilakukannya selama ini ternyata salah. “Kebetulan ada program deradikalisasi dari Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT). Ada diskusi dan dialog dari berbagai kalangan cendikiawan, tokoh agama, pendidikan hingga wirausaha. Dari situlah, aku mempunyai bekal ilmu dan wawasan untuk berwirausaha,” tambahnya.
Ternyata, dirinya yang berawal dari seorang aktivis dakwah hingga terlibat dalam ISIS dan menjadi seorang napiter, bisa bangkit dari keterpurukan setelah semua disadarinya. “Alhamdulilah, semoga ini bisa menjadi inspirasi dan membuka mata masyarakat yang sempat memberi stigma negarif kepada saya. Bahwa, semua orang berhak berubah dan terbuka. Karena semua hanya titipan Allah SWT dan kita hanya mengikuti jalannya dan tetap berusaha,” tutupnya. (riz/sit)