SEKITAR KITA
Sediakan Empat Dokter Spesialis Kandungan, RSUDMA Sumenep Siap Layani Persalinan Ibu Hamil Berisiko Tinggi
Memontum Sumenep – Masyarakat Sumenep kini tidak perlu khawatir lagi terhadap persalinan ibu hamil yang beresiko tinggi. Sebab, saat ini Rumah Sakit Umum Daerah Moh Anwar (RSUDMA) Sumenep, telah menyiapkan pelayanan khusus untuk persalinan ibu hamil yang berisiko tinggi.
Direktur RSUD MA Sumenep, dr Erliyati, menjelaskan bahwa pelayanan itu untuk meminimalisir ibu hamil yang berisiko tinggi. Tujuannya, agar tidak menambah resiko kepada ibu dan bayi yang ada di dalam kandungannya. Apabila terjadi pendarahan, otomatis RSUD Sumenep akan berkomunikasi dengan PMI untuk menyiapkan darah.
“Ibu bersalin yang beresiko tinggi, sebisa mungkin diminimalisir agar resiko yang akan timbul itu bisa ditata laksanakan di Rumah Sakit. Ini akan ditata laksanakan oleh Specialis Obsgin (Obstetri Ginekologi) yang bekerjasama dengan Specialis Anastesi,” tuturnya.
Kemudian, lanjut Erliyati, bagi pasien yang dirasa memerlukan oksigen, maka otomatis RSUDMA menyiapkan oksigen terlebih dahulu. Tentunya, semua ini akan lebih bermakna dari pada langsung dirujuk tetapi pihak RSUDMA tidak melakukan stabilisasi.
Baca juga:
- Beri Dukungan Timnas U-23 di Ajang Asian Cup Qatar, Pemkot Malang Gelar Nobar
- Apresiasi Gelaran Tenis Ganda Veteran Nasional, Pj Wali Kota Optimis Pelti Gemilang di Porprov
- Mengawali Rangkaian HUT Ke-110, Pemkot Malang Gelar Senam Tahes Mbois
- Pemkot Malang Bakal Berlakukan Pembatasan Kendaraan Besar Melintas di Jalan Ranugrati
- Dampak Perbaikan Kerusakan Pipa, Dishub Kota Malang Lakukan Pengalihan Arus Lalu Lintas
“Rumah Sakit kita sudah mempunyai empat dokter spesialis kandungan yang handal. Diantaranya, dr Rahmi Utami, dr Wongso Suhendro, dr Onggo dan dr Ali Rahman. Mereka itu, yang akan melakukan bantuan persalinan,” jelasnya.
Menurutnya, diharapkan pada pasien untuk selalu berkomunikasi dengan dokter spesialis yang ada di rumah sakit. Sebab, mereka akan mengarahkan tata laksana yang bertujuan ketika dilakukan transfortasi dari bidan desa ke Puskesmas atau dari Puskesmas ke rumah sakit.
“Semua itu harus ditata laksanakan dengan benar sesuai dengan instruksi. Jadi, tidak serta merta langsung berangkat. Akan tetapi, tetap harus berkomunikasi dahulu dengan tata laksana, stabilisasi dulu baru ditata laksanakan rujukan,” ujarnya.
Sisi dari pengobatan itu, salah satunya adalah Sugesti Trust, yang harus terbangun antara pemberi pelayanan dan yang dilayani. Ketika itu terbangun, diharapkan hasilnya optimal. Sebab, sudah sesuai tata laksana sebelumnya yang telah dilakukan. ”Pihak rumah sakit juga berharap jangan sampai terlambat merujuk, agar sesuatu yang harus diminimalisir bisa mendapat hasil yang maksimal,” ujarnya. (dan/edo/gie)