Berita
Siapkan Perusda Pasar, BHS Bakal Revitalisasi Pasar Buduran Hingga Ber-SNI
Memontum Sidoarjo – Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) berencana bakal merevitalisasi seluruh pasar tradisional yang ada di Sidoarjo. Salah satunya, merevitalisasi Pasar Buduran.
Pasar yang ada di pinggir jalan raya utama Sidoarjo – Surabaya ini, kurang diminati pedagang dan pembeli. Hal ini disebabkan selain menjadi langganan banjir setiap musim hujan juga tidak memiliki lahan parkir yang strategis. Padahal, pasar peninggalan Belanda itu lokasinya sangat strategis.
“Seluruh pasar tradisional seharusnya bisa dimanfaatkan untuk menampung belanja kebutuhan warga menengah ke bawah. Karena jumlahnya lebih banyak. Kalau Pasar Buduran kurang diminati harus direvitalisasi. Bila perlu semua pasar tradisional di Sidoarjo dibangun dengan Standar Nasional Indonesia (SNI),” ujar Bambang Haryo Soekartono di sela- sela mengunjungi Pasar Buduran, Rabu (1/7/2020).
Menurut BHS soal banjir di Pasar Buduran saat hujan, hal itu dipicu jalan raya propinsi posisinya di atas lantai dasar Pasar Buduran. Karena itu, harus disiapkan sudetan untuk mengatasi langganan banjir di Pasar Buduran. Apalagi, posisi pasar berdekatan langsung dengan sungai.
“Kalau direvitalisasi maka harus dibangunkan lahan parkir yang terintegrasi dengan pasar. Tujuannya agar pengunjung tidak kesulitan parkir,” imbuhnya.
Begitu juga soal fasilitas penunjang di pasar yang dibangun sejak jaman Belanda ini. Bahkan adanya 5 unit Alat Pemadam Kebakaran (Apar) merupakan pengadaan Tahun 2006 lalu. Bahkan semua fasilitas infrastrukturnya juga diperhatikan di tahun 2006 lalu itu.
“Ada 5 Apar tapi semua sudah expied (kadaluarsa). Makanya saya ambil satu agar diisi ulang. Agar bisa dimanfaatkan saat ada titik api kepala unit pasar bisa memadamkannya. Apalagi, di belakang pasar ada rumah penduduk yang berdekatan dengan pasar. Itu harus dilindungi,” tegasnya.
Bagi mantan anggota DPR RI peraih predikat Anggota DPR RI Terinspiratif 2019 ini selayaknya Pemkab Sidoarjo segera membangunnya. Akan tetapi jika tak kunjung dibangun maka dirinya siap membangun dan merevitalisasinya.
“Moga-moga bisa diperhatikan pemerintah sekarang. Tapi kalau tidak bisa, bila saya diamanahi bupati revitalisasi pasar tradisional menjadi skala prioritas program saya. Semua akan dibicarakab dengan dewan (legistaif),” paparnya.
Menurut Alumnus ITS Surabaya ini, pasar tradisional bakal dikelola Perusahaan Daerah (Perusda). Hal ini agar diminati masyarakat kalangan menangah ke bawah yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan menengah ke atas.
“Kalau saya diamanahi jadi bupati, semua pasar tradisional harus distandarisasi (SNI). Itu sesuai program Pak Jokowi. Pasar harus dikelolah degan baik oleh kalangan profesional.
Kalau bisa diprofesionalkan menjadi Perusda (PD) Pasar seperti di Surabaya. Perusda Pasar harus berisi orang-orang profesional dalam menangani pasar.
Jangan sampai diisi orang asal-asalan,” jelasnya.
Begitu juga dengan jembatan penyeberangan harus dibangun di depan Pasar Buduran. Selain agar tidak terjadi kemacetan saat ada warga menyeberang menuju pasar juga memudahkan warga Buduran di timur jalan raya berbelanja ke Pasar Buduran.
“Jembatan penyeberangaj agar semua warga termasuk yang di timur jalan berbelanja ke Pasar Buduran. Ini akan menjadi prioritas dan perhatian saya,” ungkapnya.
Sementara Kepala Unit Pasar Buduran, Supii mengapresiasi program BHS. Baginya jika BHS menjadi bupati maka Pasar Buduran harus dibangun minimal dasarnya sejajar dengan jalan raya agar tidak ada banjir. Apalagi, jika banjir mencapai 60 sentimeter dan aktivitas pasar berhenti sekitar 3 hari penuh.
“Banjir di pasar ini sudah saya usulkan ke dinas agar direnovasi mininal tinggi dasarnya sejajar jalan raya. Kalau dibangun jembatan penyeberangan akan mengurangi kemacetan, kecelakaan dan menunjang warga mendatangi Pasar Buduran terurama yang dari timur jalan raya,” tandasnya. Wan/yan