SEKITAR KITA
Sikapi Pemukiman di DAS Brantas, Wali Kota Malang Masih Carikan Solusi
Memontum Kota Malang – Warga Kota Malang yang memiliki tempat tinggal di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas memang sangat beresiko. Terbukti ketika hujan deras dan banjir bandang melanda Kota Batu, pemukiman warga di DAS Brantas Kota Malang terimbas hingga hancur. Berkaitan dengan itu, Wali Kota Malang, Sutiaji, mengaku bahwa pemindahan rumah warga tidak mungkin dilakukan. “Kita beri edukasi, karena kalau pemindahan tidak mungkin. Kita tahu semua dan masih mencari solusi ya,” ujarnya usai meninjau lokasi titik banjir, Senin (08/11/2021).
Ia menjelaskan bahwa dulu pihaknya pernah memberi simulasi pembuatan rusun bagi warga yang tinggal di DAS Brantas. Namun lokasinya tidak akan berjauhan dari rumah asal. “Artinya supaya mereka aman. Tetapi untuk relokasi kita belum bicara ke arah sana. Sudah ada rencana tapi masih kita carikan yang tidak jauh dari asalnya. Mungkin kita punya lahan atau aset yang bisa dibangun di Sukun atau Kedungkandang, tapi mereka tidak mau,” bebernya.
Baca juga:
- Pj Wali Kota Malang Tekankan Kewaspadaan Dini Jaga Kondusifitas Pilkada 2024
- Peduli Wilayah Kekeringan, Bunda Indah Distribusikan Tangki Air Bersih untuk Masyarakat
- Ketua DPRD Trenggalek Definitif Periode 2024-2029 Resmi Ditetapkan
Berkaitan dengan kerusakan pada rumah-rumah warga yang saat ini terjadi, ia menegaskan bahwa penganggaran pada APBD juga tidak bisa berbuat banyak. Sehingga Pemerintah Kota (Pemkot) Malang masih terus mencarikan solusinya.
“Ini saya kira semakin menyadarkan saudara-saudara kita yang berada di DAS Brantas, bahwa ada potensi bahaya. Namanya kali besar di Sungai Brantas ini menurut teori ahli pengairan itu kisaran sekian tahun pasti ada banjir besar, salah satu diantaranya banjir bandang ini,” kata Sutiaji.
Early Warning Score (EWS) pun sebenarnya sudah dipasang oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang. Tetapi hanya terpasang di titik-titik banjir lokal. “Dulu kita berpikir di titik-titik banjir lokal. Artinya dipasang di Kecamatan Sukun atau sekitaran kampung-kampung kawasan Bukit Barisan. Karena waktu itu memang tidak berfikir ke arah sini, tidak mengira kalau dapat kiriman banjir bandang sedahsyat kemarin. Jadi sementara untuk keadaan darurat ya pakai kentongan dulu,” tutup Sutiaji. (mus/gie)