Kota Malang
Sikapi Tragedi Kanjuruhan, Pemkot Malang Tekankan Fokus Trauma Healing pada Anak
Memontum Kota Malang – Tragedi Stadion Kanjuruhan terus mengundang perhatian. Adalah Wali Kota Malang, Sutiaji, yang menekankan agar memberikan program trauma healing untuk anak-anak dan keluarga korban.
Orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang ini, juga menyampaikan bahwa program trauma healing tersebut sebelumnya sudah bekerjasama dengan Polresta Malang Kota. Dimana, hal itu tindak lanjut dari pelaksanaan sebelumnya, yaitu dalam penanganan kasus Covid-19.
“Yang menjadi perhatian bagi kami, adalah trauma anak. Karena, anak-anak melihat orang tuanya terinjak, sesak nafas dan ini pasti membekas. Maka, trauma healing yang kami buat dengan Polresta Malang Kota, yang sebelumnya untuk menangani kasus Covid-19, maka akan kami lakukan konseling pada anak maupun keluarga yang memang membutuhkan,” jelas Wali Kota Sutiaji, saat ditemui di Posko Layanan Informasi, Senin (03/10/2022) tadi.
Selain itu, menurutnya untuk penonton bola, juga tidak terpaut dengan usia. Karena sepak bola, dinilai sebagai tontonan menarik bagi siapa saja. Sehingga, tidak ada larangan untuk membawa anak yang berusia di bawah 18 tahun.
Baca Juga :
- Pj Wali Kota Malang Minta Peserta Pilkada Taati Peraturan Pemasangan APK
- Paripurna DPRD, Pjs Bupati Trenggalek Serahkan Nota Keuangan Raperda APBD 2025
- Dukung Kegiatan Ponpes, Pemkot dan Kemenag Dampingi Pertumbuhan Ponpes
- Gelar Sarasehan Sambut Hari Santri, Pemkot Malang Tekankan Peran Santri di Era Digital
- Bea Cukai Malang, Pemkab Malang dan Forkopimda Musnahkan 6 Juta Batang Rokok dan Ratusan Liter Miras Ilegal
“Usia tiga tahun diajak nonton bola, lalu sembilan bulan diajak nonton bola, itu karena selama ini damai-damai saja dan ini tontonan yang menarik. Alhamdulillah, yang berusia sembilan bulan selamat,” lanjutnya.
Lebih lanjut dikatakan, bahwa tragedi Kanjuruhan yang terjadi, ini adalah musibah bersama. Sehingga, tidak mencari siapa yang salah dan siapa yang benar. Hanya perlu ada evaluasi terkait dengan hal yang telah terjadi.
“Ini musibah bersama. Kita nggak mencari siapa yang salah, siapa yang benar. Jangan sampai ada stigma, Malang membuat rusuh, jangan sekali lagi. Karena ini warga saya dan saya nggak ikhlas,” tegas Sutiaji.
Masih menurut Sutiaji, bahwa tragedi Kanjuruhan tersebut tidak ada kerusuhan. Kota Surabaya dan Malang dinilai juga sudah bersahabat, sehingga menurutnya jangan sampai ada persepsi berantem diantara kedua belah pihak.
“Sesungguhnya, yang perlu kami tegaskan ini nggak ada kerusuhan. Kan tidak ada suporter dari Persebaya,” imbuhnya. (hms/rsy/sit)