Kota Malang
Sinergi KAHMI dan HMI UB, Kuatkan Kanalisasi Dalam & Luar Kampus
Memontum Kota Malang—Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Rayon Universitas Brawijaya menggelar halal bi halal dan dialog kebangsaan, yang dihelat di Hotel Sahid Montana 2, Kota Malang, Sabtu (14/7/2018).
Dalam dialog kebangsaan bertemakan “Penataan dan Kanalisasi Kader HMI”, KAHMI UB ini menghadirkan sejumlah tokoh nasional sebagai keynote speaker, diantaranya Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Prof Ahmad Erani Yustika, Rektor UB Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani Ar., MS dan Ketua Ikatan Dokter Indonesia dr Daeng Faqih, dan lainnya. Tujuan mengangkat tema tersebut, yaitu pentingnya sinergitas antar organisasi agar tercipta kondusivitas bermasyarakat kampus.
Dalam acara berkonsep diskusi antara junior dan senior HMI, serta aktivis HMI dan KAHMI tersebut, banyak hal yang dapat disampaikan. Salah satunya, Rektor UB Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani Ar., MS menyampaikan bahwa peran HMI dalam kampus sangat berarti, sekaligus sebagai tantangan saat ini.
“Ini menjadi tantangan tentang kualitas mahasiswa anggota HMI untuk menjadi civitas unggulan. Seperti Prof Erani menjadi profesor saat usia 37 tahun. Selain itu, harus kompak. Contohnya Rektor UB terpilih 2 periode terakhir dari dukungan HMI dan KAHMI. Begitu pula beberapa Dekan yang lain. Padahal sebelumnya, saya tidak terpilih karena HMI ribut sendiri di dalam. Jadi senior HMI dan KAHMI harus benar-benar ngopeni,” jelas Rektor UB Nuhfil.
Senada, diharapkan anggota HMI memiliki kompetensi tambahan, bukan sekedar akademis. “Yang dibutuhkan dalam dunia kerja saat ini, bukan hanya nilai akademis. Namun, menjadi SDM yang memiliki kecakapan lain, seperti kompetensi organisasi. Melalui HMI, mahasiswa mampu menempatkan diri dan tanggap kondisi yang dibutuhkan. Adanya sinergi antara KAHMI dan HMI ini, dimana sebagian besar anggota KAHMI menjadi dosen dan praktisi, maka akan membuat para lulusan bukan hanya pintar, tapi juga terampil dalam berorganisasi,” urai Koordinator Presidium KAHMI UB, Dr Adam Winarso, yang juga mantan Dekan FMIPA 2000-2008.
Sementara itu, Wakil Rektor IV UB Prof. Dr. Ir. M. Sasmito Djati, MS. menyatakan momen kekompakan ini dapat digunakan anggota HMI untuk memfilter dan meng-counter attack tentang radikalisme, dimana UB merupakan salah satu dari 7 PTN yang terimbas radikalisme. “HMI dapat menangkal radikalisme yang tengah berkembang di kampus. Dalam pengkaderan, HMI bukan hanya menanamkan nilai-nilai Islam. Namun juga nilai-nilai tentang nasionalisme bangsa Indonesia. Peran HMI juga mencetak generasi yang unggul dan siap menjadi pekerja profesional yang unggul dan berkarakter,” kata Sasmito. (rhd/yan)