Pendidikan

SMAN 1 Jadi yang Pertama Menerapkan Program SKS di Trenggalek, Begini Harapan Bupati Arifin

Diterbitkan

-

Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin saat menghadiri Dies Natalis di SMAN 1 Trenggalek.

Memontum Trenggalek – Terapkan program Sistem Kredit Semester (SKS), SMA Negeri 1 Trenggalek menjadi yang pertama yang menerapkan sistem itu di Kota Keripik Tempe. Hal ini juga diharapkan bisa memberikan dampak yang positif terhadap sistem belajar mengajar di sekolah.

Diketahui, sebagai SMA tertua di Trenggalek dan salah satu sekolah terbaik, SMA Negeri 1 Trenggalek telah banyak melahirkan lulusan-lulusan yang kini sukses dalam karir. Dari banyaknya alumni yang terbilang sukses tersebut tentu diharapkan dapat bersinergi dalam membangun Kabupaten Trenggalek.

Baca juga:

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin berharap lulusan SMA Negeri 1 bisa bersinergi dari sisi Sumber Daya Manusia.

“Saya harap lulusan terbaik dari SMA Negeri 1 Trenggalek ini nantinya bisa bersinergi membangun Trenggalek dari segi SDMnya. Dengan begitu, jargon kita Meroket bisa bisa tercapai,” ungkap Bupati Arifin saat menghadiri Dies Natalis ke-57 SMA Negeri 1 Trenggalek yang digelar secara hybrid atau terbatas, Kamis (03/06/2021) pagi.

Advertisement

Mas Ipin sapaan akrabnya bercerita, jika alumni SMA Negeri 1 ini ada yang menjadi ahli kebencanaan. Dan pihaknya ingin bekerjasama terkait hal itu.

“Kemudian juga ada yang melanjutkan pendidikan di beberapa universitas, seperti di Brawijaya, ada yang di Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi,” imbuhnya.

Termasuk, lanjut Bupati, ada yang berkuliah di luar negeri yakni di Amerika. Dan pihaknya berharap nanti akan banyak anak-anak Trenggalek yang bisa sekolah di luar negeri melalui jalur beasiswa maupun fasilitas dari beberapa lembaga yang bisa diakses.

Selain itu, di sisi ekologi Bupati Nur Arifin kembali mengkampanyekan gerakan sedekah bambu. Untuk itu dirinya meminta dukungan segenap pihak untuk menggerakkan seluruh siswa berdonasi bambu setiap tahun ajaran baru.

Advertisement

“Dengan menanam bambu menjadi salah satu langkah mitigasi bencana. Hal itu karena bambu sangat baik dalam menyimpan cadangan air dalam tanah serta dapat menahan longsoran tanah. Selain fungsi ekologi, bambu juga memiliki fungsi ekonomi, baik untuk kerajinan, bahan pangan, sandang dan sebagainya,” terangnya.

Di waktu yang bersamaan, Bupati muda ini juga berkesempatan mendeklarasikan SMA Negeri 1 Trenggalek sebagai penyelenggara sekolah dengan sistem kredit semester (SKS). Dengan sistem kredit semester, Bupati berharap akan banyak siswa-siswa yang mampu mencapai pendidikan tinggi di usia muda.

“Sehingga nanti bisa menduduki pucuk pimpinan, baik di perusahaan atau bahkan di pemerintahan itu nanti diisi anak-anak muda, dan harapannya bisa lebih inovatif,” tutur suami Novita Hardiny ini.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Trenggalek, Endang Sri Pratiwi menuturkan sistem SKS ini dimaksudkan jika ada siswa yang memiliki kemampuan yang lebih dalam menyerap pelajaran, maka siswa tersebut bisa menyelesaikan 1 semester hanya dalam waktu 4 bulan saja.

Advertisement

“Jika dalam 1 semester itu diselesaikan sekitar 6 bulan, namun jika siswa tersebut mampu menyelesaikan pelajaran kurang dari jangka waktu itu. Dimungkinkan pembelajaran yang akan ditempuh selama di SMA, bisa diselesaikan hanya dalam waktu 2 tahun saja,” ucap Endang.

Ia menjelaskan dalam sistem SKS ini, misalkan siswa telah menyelesaikan bab 1 dalam 1 pelajaran, maka siswa tersebut bisa langsung melanjutkan ke bab 2 dan seterusnya.

“Ini tidak harus berbarengan dengan teman-temannya. Dan dalam sistem ini tidak ada model pembelajaran kenaikan kelas. Tolok ukur kenaikan tingkat dihitung berdasarkan jumlah pembelajaran yang ditempuh,” pungkasnya. (mil/syn)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas