Bondowoso

SMAN 1 Tenggarang, Gelorakan Semangat Sumpah Pemuda Dengan Berpakaian Adat

Diterbitkan

-

SMAN 1 Tenggarang, Gelorakan Semangat Sumpah Pemuda Dengan Berpakaian Adat

Memontum Bondowoso – Suasana upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda, di SMAN 1 Tenggarang-Bondowoso, terasa beda dari tahun sebelumnya. 1000 lebih warga sekolah peserta apel upacara mengenakan pakaian adat Nusantara, sebagai cermin dari tekad sekolah ini melestarikan keanekaragaman budaya bangsa.

Upacara tersebut berlangsung di lapangan serba guna, yang dipimpin langsung oleh Kepala SMAN 1 Tenggarang, Suprihartono SPd MM. “Upacara Sumpah Pemuda kali ini kita gelar dengan kemasan yang berbeda untuk mengingat kembali pada budaya kita. Jadi Sumpah Pemuda itu sebetulnya adalah berbasis pada nilai-nilai budaya bangsa Indonesia,”papar Suprihartono saat ditemui sejumlah awak media, usai memimpin upacara tersebut, Senin (29/10/2018).

Anak-anak diajak mengaktualisasi kembali, kata Suprihartono, bagaimana pemuda Indonesia di tahun 1928 ketika mewujudkan sumpah pemuda. “Supaya mereka tahu situasinya, sehingga lebih mendalami dan betul-betul menjiwai bahwa sumpah pemuda ini bukan hanya ucapan. Apalagi dijaman milenial ini, sumpah pemuda bagi mereka amat sangat penting. Karena kalau mereka sudah mulai tidak lagi menghayati nilai sumpah pemuda, maka apa yang dikatakan bonus demografi itu, akan bernilai nihil,”jelas Kepala SMAN 1 Tenggarang yang juga memiliki darah seni.

Semangat yang ditanamkan pada murid didik di sini, sangat terlihat dari semua persiapan yang ada. “Semangat bukan main, mulai A sampai Z semua dipersiapkan oleh anak-anak. Dan kami hanya memfasilitasi saja, dan ini akan berlanjut nanti di 10 Nopember. Akan ada kejutan-kejutan untuk Bondowoso, yakni terkait mengaktualisasi nilai-nilai kepahlawanan, tunggu saja tanggal mainnya,”pungkasnya.

Advertisement

Suprihartono berharap, bisa menjiwai Sumpah Pemuda. “Pertama, supaya mereka betul-betul menghayati dan menjiwai nilai sumpah pemuda. Kedua, bisa meningkatkan kesatuan dan persatuan. Ini penting meski hanya ditingkat sekolah, maupun hal kecil dikelasnya, kalau tidak, maka nanti bisa memupuk kerugian di masa depannya,”tutupnya.

Hasil pantauan Memo X, usai upacara digelar drama kolosal Sumpah Pemuda dari Sanggar “Sendra Tari”, sanggar ini perpaduan teater dan tari. Kemudian murid-murid kembali ke kelas maisng-masing untuk menerima pelajaran seperti biasanya dan sebagian mengikuti lomba debat Sumpah Pemuda.

Aldi Nur Rahmatullah salah satu anak didik SMAN 1 Tenggarang, merasa bangga bisa mengikuti dan memperingati Hari Sumpah Pemuda dengan berpakian adat.

“Bangga sekali mengenakan pakaian adat, apalagi pada hari yang bersejarah ini. Walaupun sempat ribet mencari pakaian adat yang saya kenakan sekarang ini. Tapi itu semua tidak memupuskan semangat saya demi memperingati moment Sumpah Pemuda. Dengan demikian, saya sebagai pemuda dijaman milenial ini bisa merasakan semangat, bisa menjiwai dan menghayati semangat para pemuda di jaman itu. Ini pertama kalinya diadakan di sekolah kami,”kata Aldi yang di duduk di bangku kelas X IPS 1. (ifa/yan)

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas