KREATIF MASYARAKAT

Sport Science, Keniscayaan dalam Meraih Prestasi Olahraga

Diterbitkan

-

Januar Triwahyudi, penulis (kiri), pemateri Rangga Wijaya dari PPFI ,(tengah) dan Aditya peserta dari Tulungagung (kanan). (ist)
Januar Triwahyudi, penulis (kiri), pemateri Rangga Wijaya dari PPFI ,(tengah) dan Aditya peserta dari Tulungagung (kanan). (ist)

SAYA sangat berterima kasih ketika Ketua IPSI Kota Malang Ir Nono Suhertono memberikan rekomendasi untuk mengikuti Sertifikasi Pelatih Fisik Olahraga yang diselenggarakan Dispora Jatim bekerjasama dengan PPFI (Persatuan Pelatih Fisik Indonesia). Karena materi yang disampaikan sangat bermanfaat, yaitu tentang penerapan sport science.

Sertifikasi yang dilaksanakan 5 hari, Minggu 24 November 2019 – Kamis 28 November 2019 di Narita Hotel Surabaya ini, merupakan sertifikasi angkatan pertama.

Kadispora Jatim Drs Supratomo MSI, dalam sambutannya yang dibacakan oleh Drs Imam Kiswoto MM menyatakan jika pihaknya dalam rangka menerapkan sport science dalam pembinaan atlet Jatim di semua cabor. Maka langkah awal yang dilakukan adalah melakukan penataran pelatih sekaligus sertifikasi. Karena lembaga PPFI yang telah menerapkan sport science, maka pihaknya menggandeng lembaga tersebut.

Metode sport science ini, sudah diterapkan oleh negara-negara Eropa, Amerika dan Asia yang hasilnya bisa dilihat dari prestasi atletnya yang berkembang pesat. Ketika mendengar pernyataan bahwa sertifikasi Dispora Jatim berbasis sport science ini adalah yang pertama, naluri jurnalis saya pun tergerak.

Advertisement

Muncul pertanyaan dalam diri saya, berarti selama ini pelatih fisik setiap cabor di Jatim belum bersertifikasi standar Dispora Jatim berbasis sport science? Jika demikian, maka program Dispora Jatim ini benar-benar langkah luar biasa. Terobosan yang patut mendapat apresiasi, dan ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang sangat berdedikasi terhadap olahraga di Jatim.

Pematerinya juga tidak main-main karena berpengalaman tergabung dalam tim Satlak Prima. Antara lain, Rangga Wijaya dan Dwi Handoko dari PPFI yang langsung terbang ke Philipina setelah memberi materi, karena harus mendampingi tim di Sea Games. Randika Asiani Wijaya dan Hamdani, mantan atlet nasional yang juga tergabung dalam PPFI. Selain 4 pelatih berkompeten tersebut, Dispora Jatim juga menghadirkan pemateri Rachman Widohardhono Mpsi, yang berkompeten sebagai pelatih mental dan Aghus Shifaq MPd, yang berkompeten sebagai massase dan penanganan cedera berbasis bio mekanik.

Lalu apa yang dimaksud dengan sport science itu? Kenapa begitu penting diterapkan dalam pembinaan atlet? Secara definisi, sport science adalah penerapan prinsip-prinsip science (ilmu pengetahuan) di lapangan untuk membantu meningkatkan potensi dan prestasi atlet dalam bidang olahraga. Secara umum terdapat 3 bidang dalam sport science yaitu: fisiologi, psikologi dan biomekanika. Menjadi penting karena sport science menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan. Antara lain terencana, terukur, teruji, analisa, evaluasi, akurasi data, penanganan medis, psikologis, fisiologis, biomekanik, nutrisisi, massase sport dan lainnya.

Mengutip apa yang dipaparkan Cyril Raoul Hakim, di acara deklarasi Inovator 4.0 Indonesia mengenai pentingnya sport science untuk mengembangkan prestasi olahraga, bahwa Tiongkok, benar-benar memanfaatkan sport science secara maksimal.

Advertisement

Bahkan Tiongkok merekrut 600 ahli sport science dari Australia untuk menjadi bagian penting dari pembinaan Atlet ini. Karena Tiongkok serius dalam membina para atlet, mereka pernah menjadi juara umum dalam olimpiade Beijing tahun 2008 dan selalu masuk dalam 2 besar olimpiade. Chico juga mengatakan, sepakbola Indonesia bisa berbicara di level internasional pada tahun 1950an sampai 1960an. Jepang dan Korea bahkan belum terlihat. Tapi saat ini sudah jauh lebih hebat.

Dengan Sport science, menurut Chico, bisa dilihat seorang calon atlet bagus untuk cabang olahraga mana. Jadi calon atlet, tidak memilih cabang olahraga tapi dipilihkan setelah dilihat dari berbagai hal dari kacamata sport science. Tiongkok, menurut Chico, untuk urusan sport science ini sudah pada level Genetic Engeneering. Bahkan sudah pada level mempersiapkan calon atlet sedari masih bayi yang lahir dari pasangan suami istri atlet. (*)

 

Penulis:
Januar Triwahyudi
Peserta Sertifikasi Pelatih Fisik Olahraga Jatim, Angkatan I

Advertisement

 

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas