Kota Malang
Tingkatkan Gizi Anak dalam Pencegahan Stunting, Pemkot Malang Libatkan ASN dalam Program BAAS
Memontum Kota Malang – Untuk menindaklanjuti program nasional Bunda/Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS), dalam rangka meningkatkan gizi pada anak yang mengalami masalah dalam tumbuh kembangnya, Pemkot Malang berencana akan melibatkan para Aparatur Negeri Sipil (ASN) di lingkup Pemkot Malang.
Wali Kota Malang, Sutiaji, mengatakan jika mengasuh itu berarti harus mengontrol. Dalam melakukan hal tersebut, menurutnya juga harus benar-benar mengawal pada pola pertumbuhan anak.
“Harus ngawal benar, bagaimana pertumbuhan anaknya. Karena kalau hanya mengandalkan Posyandu itu akan terbatas. Sehingga, ini saya akan minta datanya di masing-masing kelurahan untuk berapa jumlahnya dan tentu akan dibekali,” ujar Wali Kota Sutiaji, Rabu (29/03/2023) tadi.
Baca juga:
- Pemkab Jember Hentikan Sementara Penyaluran Bansos, Hibah dan Honor Guru Ngaji
- Besok, 32 Ribu Peserta Bakal Ikuti Tes SKD CPNS di Kota Malang
- Pemkab Banyuwangi Raih Penghargaan Penyelenggaraan Air Minum Aman dari Menteri PUPR
- Lihat Konser Pembuka Jombang Fest 2024, Seorang Perempuan Terkena Ledakan Petasan
- Pj Bupati Teguh Buka Gelaran Seminar Kebangsaan di Jombang Fest 2024
Kemudian, ditambahkannya jika nanti pihaknya akan menggandeng Perguruan Tinggi (PT) dan lembaga sekitar. Apabila nantinya sudah terbangun data base, mala akan dibagi secara sektoral tiap wilayah.
“Insyaallah ini nanti, jadi anak asuh kami mungkin tidak hanya pejabat tapi semua ASN, dan kita akan gandeng dengan perguruan tinggi, serta lembaga di sekitar kita,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarif, mengatakan jika nantinya para ASN di Pemkot Malang ini akan diberikan tanggung jawab asuh satu atau dua anak stunting. Dengan program tersebut, nantinya mereka (ASN) memiliki tanggung jawab untuk intervensi yang spesifik di bidang kesehatan.
“Misalnya untuk asupan gizi, nanti bisa dikonsultasikan kepada tenaga gizi atau tenaga nutrisionist yang ada di wilayah tersebut. Sehingga nanti diharapkan para ASN bisa mengintervensi resiko stunting dari tenaga kesehatan,” ujar Husnul.
Lebih lanjut, untuk kategori ASN yang akan menjadi orang tua asuh sendiri tentu diutamakan pejabat eselon terlebih dahulu. Terkait teknis program tersebut, juga masih terus dimatangkan. Menurutnya, dengan program kelanjutan seperti itu diharapkan angka stunting bisa menurun lebih signifikan.
“Target tahun ini kalau bisa memang mendekati zero, mungkin mendekati 5 persen. Pak Wali inginnya seperti itu,” lanjutnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data Bulan Timbang pada Februari 2023, ada 8,9 persen anak yang beresiko stunting. Atau dengan kata lain ada sekitar 3.048 anak se Kota Malang yang beresiko stunting dari total 34.382 jumlah anak di Kota Malang. (hms/rsy/sit)