Kabar Desa
Tradisi Nyadar, Warisan Budaya yang Harus Dilestarikan
Berharap Hasil Produksi Garam Melimpah dan Berkah
Memontum Sumenep – Warga petani garam yang berada di Desa Pinggir Papas, Marengan dan sekitarnya terus melestarikan upacara atau ritual adat nyadar termasuk warga Desa Kebundadap Barat, Kecamatan Saronggi.
Bagi mereka yang berpegang teguh pada adat, ritual Nyadar merupakan tradisi sakral yang diperingati dalam setiap tahunnya.
Salah seorang tokoh masyarakat Kebundadap Barat, Kiai Moh Hayyi mengatakan ritual Nyadar hakikatnya memohon doa kepada Tuhan agar Mbah atau Syekh Anggasuto, Syekh Kabasa, Syekh Dukun, Nyai Kabasa, dan Nyai Bangsa agar amalnya diterima disisiNYA. Selain itu, mereka juga berharap hasil produksi garam rakyat atau petani bisa melimpah dan dapat berkahnya.
Menurut Kiai Hayyi, upacara atau ritual nyadar digelar setelah warga berduyun-duyun membawa makanan yang disimpan dalam panjang (tumpeng). Terdapat sebanyak 700 panjang yang berisi makanan. Panjang tersebut diletakkan di sebelah selatan bujuk atau asta.
Selain itu warga juga membawa kembang tujuh rupa untuk ditaburkan ke makam para mbah atau syekh itu.
“Lalu, upacara dimulai ketika para ketua adat, juru kunci asta, sesepuh dan tokoh masyarakat hadir di asta tersebut. Ketua adat, juru kunci asta dan para sesepuh duduk di depan asta. Sementara masyarakat umum berada di sebelah selatan asta,” kata kaia muda Kebundadap Barat itu.
Upacara Nyadar itu dipimpin para sesepuh yang masih keturunan Mbah Anggasuto. Lalu warga diberikan air minum dan bedak yang dioleskan pada wajah, leher dan lengan. Diyakini bahwa air dan bedak tersebut mengandung barokah. Seperti bisa dijauhkan dari penyakit dan kemudahan dalam mencari nafkah rezeki atau usaha.
Dijelaskan lebih jauh, setelah ritual nyadar itu sudah selesai lalu baca doa bersama. Tujuannya agar warga diberikan kesehatan, terhindar dari musibah dan mengharap barokah agar usaha tani garamnya bisa sukses. Lalu dilanjutkan dengan acara makan-makan meski makanan tersebut tak harus dihabiskan.
Saat ini tradisi Nyadar sudah diminati oleh pengunjung luar kota sebagai obyek wisata lokal berlatar belakang tradisi. (adv/edo/ono)