Kota Malang
Uji Coba Satu Arah, Dishub Kota Malang Minta Pengendara Motor Hindari Jembatan Splendid
Memontum Kota Malang – Hampir setahun, salah satu pilar pondasi Jembatan Splendid yang berada di Jalan Brawijaya No 20 Kecamatan Klojen, Kota Malang, tergerus longsor dan menggantung. Namun, hingga saat ini kondisi jembatan tersebut masih belum dilakukan pembenahan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang.
Merespon kondisi jembatan dan penerapan satu arah yang juga berdampak pada banyaknya pengendara yang memanfaatkan akses jembatan, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang meminta agar pengendara tidak memanfaat akses jalan itu. Apalagi, sudah ada rambu larangan yang telah terpasang.
Dijelaskan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, bahwa dalam skema penerapan uji coba satu arah, warga diimbau untuk tidak melintasi Jembatan Brawijaya (Splendid) tersebut. “Mereka (pengendara motor, red) harusnya bisa langsung lewat Jalan Majapahit. Karenanya, keliru jika justru memanfaatkan jembatan itu. Apalagi, juga sudah terpasang rambu larangan,” katanya, Rabu (22/02/2023) tadi.
Masih menurut Widjaja, untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, pihaknya berencana akan memasang water barrier di setiap ujung jembatan. Hal tersebut dilakukan, supaya tidak ada lagi yang menjadikan Jembatan Splendid sebagai jalur alternatif.
“Nanti kita berikan barrier di situ. Saya juga sampaikan pada Satpol PP dan DPUPRPKP. Memang untuk saat ini, masih tidak ada petugasnya di situ,” imbuhnya.
Baca juga :
- Lima Daerah di Jatim Masuk Nominasi Award Peduli Ketahanan Pangan 2024
- Blusukan di Kelurahan Kampung Dalem, Ini yang Disampaikan Calon Wali Kota Bunda Fey
- Respon Program Pemberdayaan Masyarakat di Kota Kediri, Ini Penjelasan Ketua Fraksi PAN DPRD
- Hujan Deras Disertai Angin Kencang Sebabkan Pohon Tumbang di Dua Lokasi Kota Malang
- Kelanjutan Proyek WTP, Sekda Kota Malang Tegaskan Tunggu Persetujuan Lingkungan
Salah satu penjual hewan di Pasar Splendid, Toni, mengatakan jika pemberlakukan satu arah juga membuat banyak pengendara motor yang melintasi jembatan tersebut. Termasuk, beberapa pengunjung yang ingin ke pasar, baik itu dengan berjalan kaki.
“Pembelikan biasanya banyak yang jalan kaki. Jadi, mereka (pejalan kaki, red) pun sebenarnya juga merasa terganggu dengan lalu lintas motor. Apalagi, ketika mereka membawa anak kecil,” ujar Toni.
Masih menurut Toni, padatnya para pengendara yang melintasi jembatan penghubung antara Jalan Majapahit dan Jalan Kahuripan, biasa terjadi di jam sekolah atau pulang kerja. Yakni, pada pagi dan sore hari.
Hal senada, juga disampaikan pedagang hewan lain, yakni Nurul. Disampaikan, ramainya pengendara yang melintas sejak pemberlakuan satu arah, tidak mempengaruhi kenaikan omset penjualan. Sebab, pengendara hanya melintas.
“Ramainya pengendara ini nggak berpengaruh sama penjualan. Tetap aja seperti ini, seperti sebelumnya,” ujar Nurul. (rsy/sit)