Kota Malang
UMM Kembalikan Khittah Islam Sebagai Peradaban Dunia
Sejumlah pakar tersebut, diantaranya Prof Moh Zain Musa (Royal Academy of Cambodia), Prof Amin Saikal (Director of the Centre for Arab and Islamic Studies, Australian National University), Asst Prof Nefertari Arsad PhD (Istitute of Islamic Studies, University of Philippines Diliman Quezon City, Philippines), Associate Prof Muhamad Ali (Director of Middle East and Islamic Studies, University of California, Riverside, USA), Prof Mun’im Sirry (Notre Dame University, USA), Prof Dr Amsal Bakhtiar MA dan Prof Dr Abdurrahman Mas’ud (keduanya dari Departemen Agama RI), Prof Dr Syamsul Arifin MSi (Wakil Rektor I UMM) dan Irfan Junaidi (editor in chief Republika).
Direktur Centre for Arab and Islamic Studies, The Australian National University (ANU) Amin Saikal, yang sekaligus bertindak sebagai keynote speaker menyampaikan pidatonya yang bertajuk How Islamic has ‘Islamic State’ been. “Islamic state mengajak orang-orang untuk mengetahui lebih dalam konsep Islam yang lebih luas dan sesungguhnya, serta dapat memahamkan kita tentang Islam yang sebenarnya,” ungkap Amin.
Ketua Pelaksana AICIC, Salis Yuliardi, menyatakan, kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk aksi nyata dari Islam yang selama ini banyak terkenal dengan peperangan dan terorisme. “Di sini saya menyampaikan ulang pernyataan inisiator kegiatan ini, di mana menurutnya Islam dianggap kurang memberikan kontribusi pada perdaban dunia. Untuk perlu satu pemikiran dan solusi dari pemateri dan peserta yang hadir akan Islam berada pada khittahnya,” tutur Salis. (rhd/yan)