Kota Malang
UMM Miliki Profesor Baru Bidang Komunikasi Media Warisan
Memontum Kota Malang – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengukuhkan guru besar bidang komunikasi media warisan, yakni Profesor Dr Muslimin Machmud MSi, Rabu (09/03/2022). Rektor UMM, Dr Fauzan MPd, menilai bahwa Muslimin merupakan pribadi yang bersahaja, pekerja keras dan penuh dengan tanggung jawab serta seorang problem solver yang andal.
Menurut Fauzan, adapun orasi ilmiah yang disampaikan Muslimin dirasa menarik. Budaya komunikasi masyarakat di zaman sekarang memang cenderung langsung dan instan. Hanya segelintir yang menggunakan sindiran dan perlambangan seperti pantun maupun puisi.
“Puisi dan pantun sekarang hanya dipakai seni atau sastra belaka. Padahal dulu menjadi media untuk memberi nasehat ke sesama. Sekali lagi saya ucapkan selamat kepada Profesor Muslimin. Semoga bisa menginspirasi dan menebar manfaat berbagi,” ucap Fauzan, Rabu (09/03/2022).
Sementara itu, dalam pidatonya, Muslimin menjelaskan mengenai pemberdayaan media warisan di tengah gempuran media modern. Menurutnya, selain manfaat dan kemudahan, media modern juga memunculkan akibat buruk bagi masyarakat. Maka, peranan teknik komunikasi warisan dirasa masih diperlukan untuk menjaga keseimbangan sosial.
Baca juga :
- Ketua DPRD Trenggalek Definitif Periode 2024-2029 Resmi Ditetapkan
- Pemkab Jember Hentikan Sementara Penyaluran Bansos, Hibah dan Honor Guru Ngaji
- Besok, 32 Ribu Peserta Bakal Ikuti Tes SKD CPNS di Kota Malang
- Pemkab Banyuwangi Raih Penghargaan Penyelenggaraan Air Minum Aman dari Menteri PUPR
- Lihat Konser Pembuka Jombang Fest 2024, Seorang Perempuan Terkena Ledakan Petasan
Dirinya melanjutkan, ada beberapa fungsi dari media warisan yang bisa diperoleh. Mulai dari fungsi hiburan seperti materi lawakan dan gerak laku pemain, fungsi pendidikan dan dakwah, promosi serta penyebarluasan informasi. Begitupun dengan fungsinya dalam upaya sosialisasi dan propaganda politik, kontrol sosial hingga pelestarian nilai budaya.
“Berdasarkan kajian yang saya teliti ini, media warisan terfokus pada tiga hal utama yakni hubungan antara manusia dengan manusia. Kemudian hubungan manusia dengan alam serta hubungannya dengan Tuhan Sang Pencipta. Ketiganya juga memiliki pola masing-masing yang berbeda satu dengan yang lainnya,” tutur Muslimin.
Maka menurut muslimin, media warisan yang merupakan produk budaya masyarakat perlu diberdayakan. Apalagi mengingat media tersebut telah menjadi bagian dari kearifan masyarakat sekaligus menjadi karya budaya dan aset suatu bangsa.
“Dengan demikian, maka keberadan media warisan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sebagai salah satu sarana komunikasi yang efektif. Terutama dalam kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” ujarnya. (cw2/gie)