Kota Malang
Wali Kota Sutiaji Sebut Tak Semua Isoman Adalah Pasien Covid-19
Memontum Kota Malang – Isolasi mandiri (Isoman) menjadi salah satu cara pasien terkonfirmasi positif Covid-19 menjalani perawatan agar segera pulih. Dalam beberapa kasus, terdapat pasien Isoman yang meninggal dunia. Namun untuk Kota Malang sendiri dikatakan Wali Kota Sutiaji, tidak semua warga yang menjalani Isoman adalah pasien Covid-19.
“Kalau Isoman tidak semuanya terkonfirmasi positif. Sekarang, orang yang meninggal bukan karena Covid-19 pun juga prokes,” ungkapnya, Kamis (05/08).
Baca Juga:
- Upayakan Bansos Tepat Sasaran, Pj Wali Kota Malang Tegaskan Perlunya Pendataan Terstruktur
- Soroti Anggaran Rp 51 Miliar untuk Porprov 2025, DPRD Kota Malang Desak Pembahasan Khusus
- Pj Wali Kota Iwan Paparkan 11 Prioritas Utama APBD 2025 di Rapat Koordinasi bersama DPRD Kota Malang
Lebih lanjut, Sutiaji pun juga mencontohkan kejadian yang terjadi di lapangan.
“Contoh kasus kemarin ada nenek salah satu teman media, usia sudah 90 tahun dan punya asma. Sejak awal tidak pernah pergi kemana-mana. Itu kalau seandainya di bawa ke RS pasti pakai protokol covid-19,” ujarnya.
Oleh karena itu, Sutiaji menekankan bahwa jangan hanya melihat jumlah pemakaman saja. Namun juga jumlah kematian yang terdata pada New All Record (NAR) di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang.
“Makanya jangan dilihat jumlah kematian hanya berdasar dari banyaknya pemakaman saja. Tapi jumlah kematian kita yang semua dari NAR di Dinkes,” terangnya.
Ia pun juga menambahkan bahwa pihaknya sedang terus mengupayakan percepatan isolasi terpusat (Isoter).
“Isoter akan kita bangun, nanti untuk orang-orang yang bergejala ringan,” sambungnya.
Sedangkan untuk pasien tanpa gejala, Sutiaji belum merencanakan penempatan di Isoter.
“Kalau semua yang tidak bergejala kita taruh Isoter, maka butuh tenaga kesehatan (nakes) banyak. Karena jika terpusat semuanya, kurang lebih butuh 500 sampai 600 nakes,” urainya.
Dengan banyaknya prediksi kebutuhan nakes ke depan, Sutiaji telah memerintahkan Sekda Kota Malang, Erik Setyo Santoso, untuk bersurat pada Perguruan Tinggi di Kota Malang. Hal itu dalam rangka meminta bantuan mahasiswa untuk menjadi penanggung jawab di masing-masing kecamatan.
“Sudah bersurat ke universitas yang punya Fakultas Kedokteran dan Keperawatan. Nanti kami minta bantuan mereka,” terang Sutiaji. (mus/ed2)