Kota Malang

Jumlah Kasus dan Kematian Pasien Covid-19 Kota Malang jadi Sorotan Pemerintah Pusat

Diterbitkan

-

Memontum Kota Malang – Sejumlah daerah yang menerapkan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, mendapat sorotan oleh Pemerintah Pusat. Tidak terkecuali, Pemerintah Kota Malang. Dimana, kasus harian penambahan terkonfirmasi positif Covid-19 dan pasien meninggal, masih tinggi terjadi di Kota Malang. Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Malang, Sutiaji, mengatakan bahwa banyak hal yang menjadi sorotan akan penilaian penanganan Covid-19.

“Ini dilihat bukan hanya angka kematian, namun juga Bed Occupancy Rate (BOR). Selain itu juga percepatan vaksinasi, karena BOR dan angka kematian juga berhubungan dengan herd imunnity yang terbentuk di masyarakat,” ujarnya, Kamis (05/08) tadi.

Baca Juga:

Menurut data yang dihimpunnya, angka kematian Kota Malang secara nasional memang masih tinggi. “Secara nasional, saya kira di Provinsi Jatim, kita masih tinggi. Surabaya juga tinggi, lebih dari 80 per hari,” tambahnya.

Kemudian perihal BOR, Sutiaji menegaskan, bahwa kapasitas kebanyakan dihuni oleh warga luar Kota Malang. “Jumlah bed kita 1.007. Sedangkan dari jumlah itu, hanya 300 an saja yang diisi oleh warga Kota Malang. Itu tandanya, untuk warga sendiri kita masih di bawah 50 persen,” jelas Sutiaji.

Advertisement

Dirinya menceritakan ketika mendampingi Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, meninjau Rumah Sakit (RS) Lapangan UMM. Bahwasanya, banyak pasien Covid-19 yang dirawat tidak berdomisili Kota Malang.

“Ini terbukti bahwa tempat tidur yang disiapkan oleh Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) RS rujukan Covid-19 di Kota Malang, tidak hanya dihuni oleh warga kita saja (kota, red). Banyak juga dari luar, contoh Gubernur begitu lihat di UGD UMM dan bertanya ke pasien. Ternyata di situ dijawab, ada dari Situbondo, Kediri, domisili Pare,” tambahnya.

Lebih lanjut diri mengatakan, saat ini yang masih menjadi perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Malang BOR IGD dan ICU Covid-19 yang penuh 100 persen. Pasalnya, kondisi RS di Kota Malang tidak bisa disamakan dengan kota lainnya.

“Kalau kita lihat, memang tidak bisa disamakan dengan BOR di kota besar seperti Surabaya. Karena di sana, ada RS rujukan provinsi banyak. RS Lapangan banyak dan banyak RS skala regional ditaruh sana. Sedangkan di kita, sebetulnya RS itu domisilinya Kota Malang, akan tetapi pasien banyak dari luar,” tuturnya. (mus/sit)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas