Mojokerto
Warsito Tegaskan Kota Mojokerto Harus Cerdas dan Berkelanjutan
Memontum Mojokerto—– Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali kota 2018 Kota Mojokerto hanya tinggal menghitungan hari saja. Warsito Calon Wali kota Mojokerto atau yang lebih akrap di sapa dengan cak “war” saat di jumpai di rumah nya oleh beberpa awak media menuturkan. “Waktu kita hanya tinggal beberapa hari saja yang pasti, jangan lupa 27 Juni 2018 mendatang masyarakat datang ke TPS masing-masing dan gunakan hak pilih untuk memilih calon pemimpin Kota Mojokerto. Pesan saya juga, di Pilkada ini mari kita jaga kedamaian dan mari kita sukseskan Pilkada 2018 ini dengan gembira,” kata nya kepada awak media.
Dalam kesempatan itu Warsito Calon wali kota Mojokerto nomor urut 3 juga menyampaikan sejumlah program prioritas mereka di antaranya tentang kesejahteraan, pendidikan, kesehatan, dan penunjang lainnya.
“Saya melihat banyak program bagus tapi masih belum selesai dikerjakan. Kami merasa terpanggil untuk menyelesaikam masalah banjir, sampah dan kemacetan,” ujar cak War sambil menikmati kopi.
Ia menuturkan dengan segala kemampuan yang ia miliki serta dukungan dari seluruh masyarakat kota mojokerto akan mengejar ketertinggalan kota mojokerto dari beberapa aspek tersebut.
Mewujudkan Pelayanan dan Pembangunan yang berkualiatas menuju kota mojokerto cerdas adalah visi warsito “cerdas dan berkelanjutan itu visi misi saya nanti” katanya.
Ketika pemerintah kota berlomba-lomba memperebutkan gelar kota cerdas, sesuai dengan tujuan dari tujuan pembangunan berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs), seyogyanya “branding” yang dikejar bukan lagi sekedar cerdas, namun berkelanjutan. Bagaimana mungkin sebuah kota yang memiliki aplikasi canggih, selalu terkena masalah perusakan lingkungan yang melibatkan perilaku pejabat dan masyarakatnya. Predikat kota cerdas berkelanjutan sebagai capaian yang lebih maju dari sekedar kota cerdas mengindikasikan, bahwa kota cerdas belum tentu berkelanjutan. Perbedaan Branding kota cerdas dan kota berkelanjutan, seolah membuat prioritas yang dihadapi masing-masing kota terfragmentasi, walaupun unsur lingkungan sudah masuk di dalam indikator kota cerdas.
“Berbicara mengenai kota Cerdas sendiri tidak terlepas dari isu perubahan iklim. Dua belas dari tujuh belas poin SDGs memiliki keterkaitan, baik langsung maupun tidak langsung terhadap isu perubahan iklim, yaitu pengentasan kemiskinan, kelaparan, kesehatan, air bersih, energi, pertumbuhan ekonomi, , infrastruktur, perkotaan, perubahan iklim, kelautan, kehutanan, dan komunitas”. Ucap Warsito
Kota Mojokerto ini memang masih banyak yang harus di benahi yang utama adalah banjir di saat musim penghujan tiba, di sini cak “war” sudah mempunyai beberapa solusi untuk mengurangi banjir di kota Mojokerto.
“Jika saya di beri kesempatan untuk memimpin kota mojokerto saya akan membawa kota mojokerto lebih maju, dan berjakeras membenahi pemerintahan kota mojokerto” pungkasnya di akhir pembicaraan.(den/gan/yan)