Pendidikan
12 Sekolah di Surabaya Lolos Tahap Awal Calon Penerima Adiwiyata Provinsi Jatim
Memontum Surabaya – Sebanyak 12 sekolah di Kota Surabaya, dinyatakan lolos pada tahap awal atau tahap administrasi dan dokumentasi oleh tim penilai Adiwiyata Provinsi Jawa Timur 2021.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Suharto Wardoyo, mengatakan Sekolah Adiwiyata itu adalah sekolah yang telah melaksanakan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan di Sekolah (GPBLHS). Tentunya juga, di sekolah itu juga telah menerapkan Perilaku Ramah Lingkungan (PRLH) yang menyangkut enam aspek. Yaitu kebersihan, fungsi sanitasi dan drainase, pengelolaan sampah, penanaman dan pemeliharaan pohon atau tanaman, konservasi air, konservasi energi dan inovasi terkait PRLH lainnya.
“Nah, tahun 2021 ini Pemkot Surabaya mengusulkan 15 Calon Sekolah Adiwiyata Provinsi (CSAP) dan yang dinyatakan lolos administrasi dan dokumentasi oleh tim penilai Adiwiyata Jatim, ada 12 sekolah. Jadi, alhamdulillah mereka sudah lolos di tahapan awal,” kata Suharto Wardoyo atau Anang-sapaan akrabnya, Jumat (08/10/2021).
Ada pun 12 sekolah itu, ujar Anang, mulai setingkat SD dan SMP. Diantaranya, yaitu SDN Asemrowo, SDN Banjarsugihan II, SDN Banjarsugihan V, SDN Ngagelrejo I, SDN Pagesangan, SDN Wonokusumo V, SMPN 2, SMPN 22, SMPN 40, SMPN 49 dan SMPN 54.
“Verifikasi lapangan dari tim penilai Adiwiyata Jatim sudah turun ke beberapa sekolah itu. Bahkan sekarang dijadwalkan ke SDN Ngagelrejo I,” tambahnya.
Sejak tahun 2007, ujarnya, hingga saat ini untuk di Surabaya, sudah ada sebanyak 288 sekolah Adiwiyata. Dimana, terdiri dari 20 sekolah Adiwiyata Mandiri, 22 sekolah Adiwiyata Nasional, 24 sekolah Adiwiyata provinsi, dan 222 sekolah Adiwiyata Kota Surabaya.
“Tentu ini capaian yang luar biasa. Semoga ke depan terus bertambah,” harapnya.
Sementara itu, Tim Verifikator dari Pemprov Jatim, Dyah Larasayu, mengakui bahwa Kota Surabaya itu memang termasuk yang luar biasa dalam Adiwiyata selama ini. Terbukti, ketika mengusulkan 15 sekolah, hanya 3 sekolah yang tidak lolos administrasi dan dokumentasi, dan 12 sekolah lainnya dinyatakan lolos.
Lebih lanjut Dyah menerangkan, bahwa biasanya kabupaten atau kota hanya lolos 40 hingga 50 persen. Sementara di Surabaya, terpantau jauh dari 50 persen.
“Kalau dilihat dari dokumen yang disetorkan, memang dokumennya memenuhi persyaratan. Sehingga, tinggal kita cek lagi kondisi sesungguhnya di sekolah, apakah benar seperti yang digambarkan di dalam dokumen,” kata Dyah.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, bahwa sejak sebulan lalu sudah keliling bersama tim lainnya mengunjungi 169 sekolah yang lolos administrasi dan dokumentasi. 169 sekolah itu tersebar di berbagai kabupaten atau kota di Jatim
“Di tim penilai itu ada berbagai profesi. Sehingga, saling melengkapi satu sama lainnya. Kita sepakat, November sudah ada keputusan Gubernur Jatim tentang penghargaan Adiwiyata. Sehingga, bisa langsung diserahkan penghargaannya kepada pihak sekolah yang juara,” jelasnya. (ade/sit)