Banyuwangi
Doktor Mengabdi UB Perkuat Desa Wisata Berbasis Ekowisata di Desa Temurejo, Banyuwangi
*Jadikan Buah Naga & Jeruk Siam Produk Olahan Ikonik
Memontum Banyuwangi–Desa Temurejo dikenal sebagai sentra penghasil buah jeruk siam dan buah naga di Kabupaten Banyuwangi. Namun harga jual buah naga maupun jeruk siam menurun drastis ketika panen raya tiba, belum lagi adanya tengkulak yang membeli jauh di bawah harga pasar. Tentu kondisi ini sangat merugikan petani. Menyadari kondisi tersebut, tim Doktor Mengabdi (DM) Universitas Brawijaya (UB) Malang mencoba memberikan solusi untuk menyiasati peningkatan kesejahteraan petani dengan konsep Desa Wisata berbasis Ekowisata.
Tim dipandegani oleh Irnia Nurika, STP, MP, PhD, dengan beranggotakan 4 dosen, diantaranya Suprayogi, STP, MP., PhD, Sri Suhartini, STP, MP, PhD, Dhita Morita Ikasari, STP, MP, dan Riska Septifani, STP, MP. Serta dibantu 5 mahasiswa dalam pembuatan Tugas Akhir, diantaranya Galih Aditia P, Fauzia Nosita, Injang Sukma A, Alfikri Rayhandi M, dan Puspamega Yulisnaini E. Mereka berasal dari jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (UB) Malang.
Dalam judul kegiatan PKM bertajuk “Pengembangan Agroindustri Terpadu Produk Unggulan Daerah (Buah Naga dan Jeruk Siam) Dalam Upaya Pengembangan “Desa Agrowisata” Di Desa Temurejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi”, tim DM UB menggandeng 40 orang tim PKK Desa Temurejo, Kecamatan Bangorejo, yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2017.
Tujuannya, memberdayakan ekonomi kerakyatan berbasis potensi unggulan daerah dan berwawasan lingkungan hidup secara sinergis dan berkelanjutan; mengembangkan agroindustri terpadu, yaitu dengan mengintegrasikan sejumlah komponen yang dapat meningkatkan nilai jual dan nilai ekonomi produk olahan buah jeruk siam dan buah naga, baik untuk produksi pangan maupun non pangan, termasuk didalamnya pemberdayaan tentang pengangan limbah pertanian atau agroindustry yang dihasilkan; menciptakan icon daerah berdasarkan OVOP (One Village One Product) dengan mengembangkan potensi daerah dan melibatkan masyarakat sekitar, sehingga ada interaksi antara pemerintah dan masyarakat. Pasalnya, pemerintah memiliki peran sebagai fasilitator dan memberikan informasi tentang potensi pasar serta membantu pengembangan produk dan pemanfaatan teknologi; dan menginisiasi pembentukan Desa Wisata Berbasis Ekowisata di Desa Temurejo Kecamatan Bangorejo Banyuwangi.
Berdasarkan roadmap kegiatan, kegiatan tahun pertama yang dilakukan adalah eksplorasi dan identifikasi serta membangun jaringan network, pengembangan OVOP, peningkatan kualitas produk, desiminasi teknologi, sosialisasi dan komersialisasi sehingga berkembang menjadi desa berbasis ekowisata. Sementara kegiatan yang dilakukan diantaranya eksplorasi dan identifikasi potensi desa: pengenalan teknologi pengolahan dan diversifikasi produk; pengembangan dan peningkatan kualitas produk; pelatihan pemasaran, manajemen keuangan dan pendampingan pengajuan P-IRT; pengembangan konsep agrowisata. Diharapkan nantinya, pihak tim DM akan bekerja sama dengan pihak Pemda Kabupaten Banyuwangi dalam penyelarasaan konsep dan terwujudnya desa Agrowisata Desa Temurejo berbasis Buah Naga dan jeruk Siam.
Kegiatan pengenalan teknologi/produksi produk olahan buah naga dan jeruk siam, dibagi menjadi 2 sesi, yaitu sosialisasi tentang pemanfaatan buah naga dan jeruk siam untuk diolah menjadi berbagai produk olahan, dan praktik langsung pengolahan buah naga dan jeruk siam. Mereka diajarkan proses produksi/pengolahan buah naga dan jeruk siam menjadi beberapa produk olahan yaitu sari buah naga, sari buah jeruk, dodol buah naga, dodol jeruk dan selai buah naga. Dimana beberapa kelompok secara bergantian.didampingi membuat produk olahan buah naga dan jeruk siam, sehingga setiap kelompok mampu membuat tiap jenis produk.
Untuk pengembangan dan peningkatan kualitas produk, pelaksanaan berupa praktik langsung melalui arahan rancangan buku resep yang telah dibuat oleh tim KKN. Sebab dibutuhkan peningkatan pengetahuan dan keahlian dalam membuat produk olahan yang menggunakan peralatan sesuai standar, diantaranya alat pemeras jeruk siam, alat pengemas minuman atau sari buah dan seperangkat peralatan pendukung lainnya seperti pengukus atau pemasak dodol buah. Dengan adanya mesin dan peralatan tersebut diharapkan mitra dapat melakukan produksi secara rutin.
Melalui pembentukan Usaha Kecil Menengah (UKM), diharapkan mampu mendukung pengembangan Agroindustri Terpadu, dan menjadikan produk-produk olahan tersebut sebagai ikon oleh-oleh khas Banyuwangi. Sehingga sebagai daerah penghasil buah naga dan jeruk siam, maka Desa Temurejo menjadi icon unggulan daerah dengan dibentuknya Agrowisata Buah Naga dan Jeruk Siam.
Tak berhenti disitu, pelatihan pemasaran, manajemen keuangan dan pendampingan pengajuan P-IRT, pun diberikan. Dimana ada tips dan trik melakukan pemasaran produk dengan ciri khas yang berbeda dengan produk-produk pesaing, daya simpan produk juga dipastikan tertera pada masing-masing kemasan produk, menghitung Harga Pokok Produksi (HPP) dan harga jual produk sekaligus simulasi besarnya margin keuntungan, promosi produk olahan buah naga dan jeruk siam melalui suguhan acara kegiatan desa/kecamatan/Pemda Banyuwangi. Dari sisi distribusi, lebih mudah jika mendapatkan sertifikasi P-IRT dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi. (rhd/yan)