Lamongan
Gunakan Metode ESWL, RSUD dr Seogiri Lamongan Tangani Batu Ginjal Tanpa Operasi
Memontum Lamongan – Batu yang terdapat pada organ ginjal, ureter, saluran kandung kemih dan uretra (saluran kencing), tidak dapat dihilangkan hanya dengan mengkonsumsi obat. Tapi, harus melalui tindakan pembedahan atau operasi. Selain itu, penanganan batu ginjal juga bisa melalui terapi tanpa pembedahan yakni ESWL (Extracorporeal Shock-Wave Lithotripsy).
Dokter spesialis urologi RSUD dr. Soegiri Lamongan, dr Budi Himawan, mengatakan jika pihaknya memiliki alat yang digunakan untuk menangani dan menghilangkan batu ginjal. Di mana, pasien akan merasakan nyeri lebih minimal dibandingkan dengan pembedahan (invasive surgery).
Baca Juga:
- Kemenkominfo Webinar di Lamongan dengan Tema Pemanfaatan Internet untuk Penyebaran Konten Positif
- Usai Dilantik, DPRD Lamongan Agendakan Pembentukan Tatib hingga Alat Kelengkapan Dewan
- DPRD Lamongan Lantik 50 Anggota Legislatif Periode 2024-2029
“Penanganan batu ginjal paling nyaman bagi pasien dengan rasa nyeri lebih minimal, dibandingkan invasive surgey adalah melalui terapi ESWL. Tapi, pasien tetap kita berikan pembiusan tapi sifatnya ringan,” ujar dr Budi Himawan, Selasa (06/07) tadi.
Melalui terapi ESWL, Budi sapaan dr Budi Himawan, menjelaskan bahwa batu ginjal ditembak menggunakan gelombang kejut elektro magnetik. Dan alatnya, kata dr Budi, ditempelkan di bagian pinggang dan diposisikan dengan USG tepat dibagian batunya.
“Kemudian, kita ukur kekuatan gelombang kejut elektro magnetiknya secara bertahap dinaikkan sampai kurang lebih satu jam untuk menghancurkan batu ginjalnya,” katanya.
Penanganan batu ginjal non invasive surgery, ungkap dr Budi, juga bisa menggunakan alat yang namanya RIRS (Retrograde Intrarena Surgery). Selain itu, menurutnya, juga bisa menggunakan alat-alat indoskopik tanpa sayatan sama sekali.
“Batunya kita ambil melalui saluran kencing. Mulai dari kandung kemih kemudian naik ke atas ureter. Selanjutnya, kita pecah dengan menggunakan laser atau gelombang kejut melalui alat Uretro Indoskopi,” terangnya.
Tidak hanya melalui terapi ESWL dan menggunakan alat indoskopik saja, untuk penanganan batu yang terdapat pada organ ginjal, ureter, saluran kandung kemih dan uretra (saluran kencing), dr Budi menjelaskan, juga bisa dilakukan dengan open surgery (operasi terbuka) dan minimal invasive surgery. “Beda dengan terapi ESWL. Kalau operasi (batu ginjal) terbuka harus melakukan pembedahan dengan memberikan sayatan sekitar 7-10 cm di pinggang, kemudian batunya kita ambil dari sayatan tersebut. Sedangkan minimal invasive surgery, tetap ada tindakan dengan sayatan tapi sangat minimal kurang lebih 1 cm,” ucap Dokter Spesialis Urologi RSUD dr Soegiri Lamongan, dr Budi Himawan. (son/sit)