SEKITAR KITA
Harga Tembakau Murah, Pemkab Sumenep Didemo Slogan Bupati ‘Bismillah Melayani’
Memontum Sumenep – Para petani tembakau di Kabupaten Sumenep sangat risau. Pasalnya, nilai jual harga tembakau saat ini rendah atau jauh dari yang diharapkan. Kekecewaan petani tentu saja dialamatkan pada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep.
Koordinator aksi Majelis Pemuda Revolusi (MPR) Madura Raya, Andi Firdaus, akhirnya turun ke jalan untuk menyuarakan kepentingan rakyat khususnya para petani tembakau. Aktivis MPR Madura menilai Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, tidak peduli terhadap nasib petani tembakau yang menjerit gara-gara harga tembakau murah.
Baca Juga:
- Pemkab Sumenep Kemas Pameran Pembangunan Dalam Madura Night Vaganza
- Gunakan Energi Bersih REC, Pemkab Sumenep Nota Kesepahaman dengan PLN
- Cari 15 Orang ABK Kapal Putra Sumber Mas, Basarnas Kerahkan Dua Kapal di Perairan Sumenep
“Justru harga tembakau mahal laksana mimpi di siang bolong. Pasalnya tarif tembakau petani per kilonya mulai Rp 17 ribu hingga Rp 30 ribu. Jika dikalkulasi dengan biaya operasional/biaya produksi dari masa tanam tembakau hingga panen, biayanya cukup mahal. Artinya harga beli tak mampu menutupi biaya operasional petani tembakau,” bebernya.
Untuk itu, pihaknya sudah tidak percaya lagi kepada Pemkab Sumenep bahwa akan membantu rakyatnya yang sedang menderita. Sebab, persoalan murahnya harga tembakau yang dibeli oleh pabrikan tidak hanya tahun ini saja tapi sudah nyaris tiap tahun. Ironisnya, pemerintah setempat tak kunjung memberikan solusi.
“Maka atas dasar penderitaan para petani tembakau, kami atas nama MPR Madura Raya datang ke Bupati Sumenep. Untuk menyampaikan amanah penderitaan para petani tembakau,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Andi menilai slogan bupati ‘Bismillah Melayani’ yang menjadi jimat pada pilkada 2020 itu hanya sebatas omong kosong. Sebab, sudah dua kali pihaknya ingin bertemu dengan bupati namun tidak pernah di respon dengan baik atau tidak pernah ditemui.
“Pertama, kami ingin melakukan audiensi tapi digagalkan secara dadakan. Sekarang aksi lagi, juga tidak ditemui oleh Bupati. Patutnya slogan ‘Bismillah Melayani’ itu diubah saja dengan ‘Bismillah tidak melayani’. Karena semua itu hanya omong kosong,” jelasnya.
Dalam aksi unjuk rasa kali ini, MPR Madura Raya membawa tuntutan penderitaan rakyat kepada bupati
Tuntutan tersebut adalah. Pertama, stabilkan harga tembakau!. Kedaua, segera bahas BEP Tembakau!. Ketiga, tindak tegas Pabrikan-Pabrikan nakal!. Keempat, revisi Perda Nomor 6 tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembelian dan Pengusahaan Tembakau! “Jika tuntutan kita tidak cepat didengarkan, maka kami berjanji akan melakukan aksi unjuk rasa ke Bupati tiap pekan,” ancam Firdaus. (dan/edo/ed2)