Banyuwangi
Pasarku Adalah Rumahku dan Istanaku
Memontum Banyuwangi – Salah satu tujuh musuh Pasar Daerah (Pasda) dan wajib dilaksanakan adalah ‘tidak Perduli kebersihan pribadi dan lingkungan’ seperti yang disampaikan Kepala Dinas Koperasi (Kadiskop) Usaha Mikro dan Perdagangan Kabupaten Banyuwangi, RR Nanin Oktaviantie S.Sos, MSi, demi terciptanya pasar yang bersih dan sehat.
Sementara koordinator Pasda Genteng 1, yang juga Ketua Paguyuban Koordinator Pasda se-Kabupaten Banyuwangi, Sudarmanto, menjelaskan bahwa harapan Kadis adalah dengan menjadikan pasar clear and clean. Ibarat pasarku adalah rumahku dan istanaku, agar bisa memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi seluruh pengunjung, baik pedagang maupun pembeli.
“Untuk menjaga pasar agar bersih dan sehat, diibaratkan pasarku adalah rumah dan istanaku. Ini, berharap agar seluruh pengunjung pasar merasa senang dan nyaman, baik pembeli maupun pedagang. Oleh sebab itu, setiap hari kita melakukan piket nyapu bagi seluruh karyawan, yaitu 2 orang/kelompok,” kata Sudarmanto.
Baca juga:
- Ketua DPRD Trenggalek Definitif Periode 2024-2029 Resmi Ditetapkan
- Pemkab Jember Hentikan Sementara Penyaluran Bansos, Hibah dan Honor Guru Ngaji
- Besok, 32 Ribu Peserta Bakal Ikuti Tes SKD CPNS di Kota Malang
- Pemkab Banyuwangi Raih Penghargaan Penyelenggaraan Air Minum Aman dari Menteri PUPR
- Lihat Konser Pembuka Jombang Fest 2024, Seorang Perempuan Terkena Ledakan Petasan
Kecuali hari Jumat, kita kompak secara bersama-sama seluruh Pasda se-Kabupaten Banyuwangi, melakukan kerja bakti di wilayah masing masing. Karena menurut Kadis, dengan mengutamakan kebersihan, keramahan, baik karyawan maupun pedagang, tujuan utamanya selain menjaga kebersihan dan kesehatan, juga meningkatkan intensitas pembeli di Pasar Tradisional.
Lebih lanjut disampaikan, sekarang tahu sendiri, bagaimana menjamurnya pasar modern dan musiman di Kabupaten Banyuwangi. Dengan tetap memprioritaskan tujuh musuh pasar, alhamdulillah Pasda Tradisional Kabupaten Banyuwangi, mampu bersaing dengan mereka.
Tujuh musuh pasar itu, yakni pertama, tidak punya catatan harian, kedua yaitu tidak mengenal pedagang dengan baik, lalu ke tiga adalah arsip belum baik. Sementara empat, yaitu penampilan yang pesimis, poin lima yaitu tidak memperhatikan jam kerja dan ke enam adalah tidak perduli kebersihan pribadi dan lingkungan dan terakhir. “Poin tujuh, yaitu tidak kompak atau egois,” imbuh Sudarmanto, kepada Memontum.com Senin (07/02/2022) siang.
Di lain sisi, salah satu perwakilan pedagang menyampaikan bahwa untuk kebersihan, kenyamanan dan kekompakan seluruh petugas pasar, pihaknya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya. Karena dengan kekompakan mereka, pelanggan-pelanggan tetap berbelanja di pasar sini. (aar/sit/adv)