Blitar
Manten Kopi Tandai Musim Petik di Perkebunan Karanganyar Blitar
Memontum Blitar – Prosesi ritual Manten Kopi mulai digelar di Perkebunan Kopi Karanganyar, Desa Modangan, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Minggu (29/05/2022) tadi.
Komisaris Perkebunan Kopi Karanganyar, Heri Noegroho, mengatakan bahwa ritual tersebut merupakan tradisi atau budaya yang dilakukan secara rutin tiap tahun.
Yakni sejak didirikan Perkebunan Kopi Karanganyar pada tahun 1874 oleh Pemerintah Kolonial Belanda. “Ketika mulai ada musim panen, kemudian sesuai dengan tradisi dari masyarakat sini diadakan suatu acara yang dinamakan Manten Kopi,” kata Heri Noegroho.
Dirinya menambahkan, dalam prosesi Manten Kopi tersebut, mempertemukan kopi lanang (laki-laki) dan kopi wadok (perempuan), yang diibaratkan dengan pengantin lelaki dan pengantin perempuan. “Sebenarnya tujuannya itu adalah doa supaya pelakasanaan panen raya atau petik kopi, dari proses sampai penjualan berjalan lancar tidak ada kendala. Kemudian hasilnya sesuai dengan yang kita harapkan,” imbuhnya.
Baca juga :
- Soroti Prodamas, Calon Wali Kota Kediri Bunda Fey Sebut Program Kesejahteraan Masyarakat Harus Lanjut
- Tingkatkan Nilai Keislaman Pelajar, Pemkab Banyuwangi Kembali Gelar FAS
- Kunjungi Kelurahan Manisrenggo, Bunda Fey juga Beri Perhatian Khusus untuk Penyandang Disabilitas
- Datangi Pasar Oro-Oro Dowo, Abah Anton-Dimyati Disambut Yel-Yel Menang Total
- Pj Wali Kota Malang Dukung Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk Petugas Pilkada 2024
Mantan Bupati Blitar ini menyampaikan, tradisi Manten Kopi ini terus dilestarikan. “Tradisi ini akan tetap kami lestarikan. Apalagi sejak 2017, Perkebunan Kopi Karanganyar dijadikan destinasi wisata. Sehingga kita kemas sebagai salah satu warisan budaya asli Kabupaten Blitar,” jelasnya.
Heri Noegroho berharap, tradisi Manten Kopi ini agar tetap dilestarikan sebagai warisan budaya. Selain itu sebagai destinasi wisata, diharapkan bisa dikemas menjadi suatu daya tarik wisatawan baik lokal, nasional maupun internasional untuk bisa melihat budaya yang ada di Perkebunan Kopi Karanganyar ini.
Sementara Wakil Direktur Perkebunan Kopi Karanganyar, Randu Ramaditya mengatakan, Perkebunan Kopi Karanganyar seluas sekitar 240 hektar tersebut, dalam setahun mampu mehasilkan 20 ton kopi basah. “Dari segi kuwantiti, kita memang menurun. Mudah – mudahan tahun ini bisa meningkat,” kata Randu Ramaditya.
Randu menandaskan, Perkebunan Kopi Karanganyar merupakan wisata budaya dan sejarah. Seiring dengan tempat tersebut, sebagai destinasi wisata. “Jadi salah satu fokus utama kami adalah konsen budaya dan sejarah. Termasuk ritual Manten kopi ini. Juga menerima tamu-tamu yang sifatnya edukasi kopi,” tandasnya. (jar/gie)