Kota Malang
Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Wali Kota Malang Ingatkan Arti Lima Sila sebagai Landasan Hidup Bernegara
Memontum Kota Malang – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menggelar upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila, bersama dengan jajaran Forkopimda Kota Malang, di Halaman Balai Kota Malang, Sabtu (01/10/2022) pagi. Peringatan upacara tersebut, diawali dengan laporan Komandan Upacara kepada Inspektur Upacara, Wali Kota Malang, Sutiaji.
Selanjutnya, Inspektur Upacara memimpin peserta mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para pahlawan dan pejuang-pejuang bangsa yang telah gugur. Disusul kemudian, Wali Kota Malang, Sutiaji, membacakan naskah Pancasila. Serta, Ketua DPRD Kota Malang, membacakan naskah ikrar peringatan Hari Kesaktian Pancasila.
Usai menggelar upacara Hari Kesaktian Pancasila, orang nomor satu di lingkungan Pemkot Malang, menyampaikan bahwa Pancasila yang memiliki lima Sila itu mempunyai hirarki atau keterikatan yang luar biasa. Karena, itu sebagai landasan hidup berbangsa dan bernegara.
“Landasan hidup berbangsa dan bernegara itu Pancasila. Indonesia yang mempunyai keyakinan harus beragama dan keberagamaan itu hanya tidak literatif saja, tetapi diimplementasikan dalam nilai-nilai kemanusiaan,” ujar Wali Kota Sutiaji.
Baca juga :
- Pj Wali Kota Malang Terima Kunjungan Studi Lapangan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Kemendagri
- Antisipasi Sengketa Aset, BKAD Sebut Perlunya Kesadaran dan Pelibatan Masyarakat
- Sosialisasi Perubahan Permendagri Soal BMD dan Aset, Pj Wali Kota Malang Ingatkan Kehati-hatian dan Tertib
- Plt Bupati Malang bersama Kemenkes Launching Integrasi Layanan Primer untuk 39 Puskesmas
- Sukses Hantarkan Penghargaan Kabupaten Malang Berpredikat ODF, Dinkes Ganti Program Jambanisasi
Lebih lanjut dikatakan, bahwa dari ke lima sila tersebut, jika benar-benar dipahami dan dihayati makna dari masing-masing sila, bisa diimplementasikan dalam kehidupan. Dicontohkannya, seperti pada sila ke-tiga yakni Persatuan Indonesia.
“Untuk menata persatuan dan kesatuan, maka di tengah kebhinekaan itu memakai demokrasi. Tujuannya gol Indonesia itu adalah keadilan. Jadi golnya negara itu ada karena ada keadilan di semua penjuru kalangan. Jadi di bolak-balik itu maknanya satu, yaitu keadilan sosial,” lanjutnya.
Dengan adanya sila keadilan sosial tersebut, maka Indonesia sebagai negara demokrasi tentunya harus bersatu. Karena kandungan nilai-nilai kemanusian ada didalamnya.
“Demokrasi tidak mungkin berjalan kalau tidak bersatu. Orang yang mampu mengangkat nilai kemanusiaan insyaallah orang yang mendalami keagamaan. Ini luar biasa,” imbuhnya.
Sebagai informasi, dalam peringatan tersebut juga telah dilakukan Penyerahan Penghargaan Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Timur Kategori Pemerintah Daerah. (hms/rsy/sit)