Hukum & Kriminal
Polres Trenggalek Gelar Simulasi Sispamkota Jelang Pemilu Tahun 2024
Memontum Trenggalek – Dalam rangka mengamankan pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang, Polres Trenggalek gelar Simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) Operasi Mantap Praja Semeru 2023 di Halaman Mapolres Trenggalek. Dalam kesempatan itu, disimulasikan pengamanan setiap tahapan Pemilu 2024 mulai dari masa kampanye, pengantaran logistik Pemilu, hingga tahapan pemungutan suara sampai rekapitulasi suara.
Kapolres Trenggalek, AKBP Gathut Bowo Supriyono, mengatakan bahwa untuk mendukung simulasi ini melibatkan sedikitnya 237 personel Polres dibantu oleh personel dari Kodim 0806, Satpol PP dan Dishub. Sedangkan untuk peran utama seperti petugas KPU, TPS, orator hingga demonstran keseluruhan merupakan anggota Polres Trenggalek.
“Skenario simulasi kita susun seperti kondisi yang sesungguhnya sehingga saat terjadi, kita sudah benar-benar siap dan memahami apa yang harus dilakukan,” ungkap Kapolres Trenggalek, Selasa (17/10/2023) siang.
Simulasi diawali dengan pengamanan kampanye. Dimana, digambarkan bagaimana proses pengaman maupun pengawalan, dilanjutkan masa tenang dimana petugas melakukan pendampingan pembersihan alat peraga kampanye dan penjagaan pada kantor penyelanggara Pemilu serta pengawalan pendistribusian logistik Pemilu berikut surat suara.
Baca juga:
“Memasuki tahapan pemungutan dan penghitungan suara, digambarkan sejumlah petugas yang berjibaku mengamankan sejumlah orang yang ingin merebut kotak suara. Polisi bersama stakeholder terkait berhasil menangkap pelaku dan mengamankan ke kantor polisi terdekat,” imbuhnya.
Bagian paling seru, adalah saat ratusan warga melakukan aksi protes dan tidak terima keputusan KPU. Tim negosiator yang didominasi oleh Polwan pun diterjunkan untuk menenangkan massa yang mulai memanas sembari memberikan imbauan kepolisian.
Dirasa massa semakin emosi dan tidak tertib, Polres Trenggalek kemudian menurunkan satu peleton Dalmas tanpa alat membentuk barisan halau massa. Namun, kondisi tidak berubah. Sebagian massa diketahui mulai mendorong petugas.
“Guna mencegah eskalasi yang terus meningkat, satu peleton Dalmas menggunakan alat diterjunkan dengan membentuk barisan lintas ganti. Di saat yang sama, provokasi massa semakin meningkat dan mulai terjadi pelemparan dan mengarah ke tindakan anarkis. Beberapa terlihat mulai melakukan pembakaran,” jelas AKBP Gatut.
Petugas pun terus berupaya mengurai massa dan mendorong menggunakan tongkat dan tameng dibantu water canon yang diperankan oleh petugas pemadam kebakaran hingga massa benar-benar mundur dan bubar.
Sesi terakhir diisi dengan konsolidasi dan upaya pemulihan gangguan keamanan berupa pemadaman kebakaran dan membersihkan puing-puing kerusakan, khususnya di fasilitas umum serta memberikan pertolongan kesehatan kepada para korban kerusuhan.
Selain itu, deteksi dini yang akan diantisipasi adalah pengerahan massa, lalu kampanye hitam dan juga provokasi-provokasi melalui media sosial. Untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan, Polres Trenggalek melakukan kegiatan yang bersifat preventif, preemtif dan juga represif jika memang terjadi ancaman. “Untuk pemetaan daerah rawan sampai sekarang masih kita dalami. Tentunya kita antisipasi daerah rawan yang kemungkinan terjadi potensi konflik,” tuturnya.
Kapolres berpesan untuk tingkatkan kemampuan dan kualitas personel keamanan. Karena suksesnya pelaksanaan Pemilu menjadi tanggung jawab bersama. “Mari ciptakan Pemilu damai berkualitas dan berintegritas. Dengan harapan semua tahapan Pemilu bisa berlangsung aman, tertib dan kondusif. Namun, kita juga akan tetap melakukan antisipasi dini jika ada hal terburuk terjadi,” tambahnya. (mil/gie)