Bangkalan
Kupas Tuntas Bahaya Sharenting, Kemenkominfo Gelar Webinar Literasi Digital di Bangkalan
Memontum Bangkalan – Arus teknologi informasi mutakhir semakin terbukti membawa gaya hidup baru. Salah satunya, dikenal dengan istilah sharenting. Yakni, tren yang menunjuk kebiasaan orang tua membagi informasi tentang anaknya di dunia maya, khususnya media sosial.
Sharenting merupakan gabungan dari oversharing dan parenting. Oversharing adalah perilaku mengunggah berbagai aktivitas dalam kehidupan pribadi ke dalam jejaring sosial. Sedangkan parenting, merupakan kegiatan mengasuh anak.
”Jadi, sharenting bisa dimaknai sebagai perilaku orang tua yang mengunggah berbagai sisi kehidupan anak ke dalam jejaring sosial. Utamanya foto dan video, diunggah ke beragam platform media sosial dan hal itu dianggap lumrah. Tidak sadar kalau tren ini mengundang bahaya,” tulis Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dalam rilisnya, Rabu (17/04/2024) tadi.
Rilis disampaikan, terkait rencana Kemenkominfo menggelar webinar literasi digital untuk segmen pendidikan, yang akan diikuti oleh siswa dan guru dengan menggelar nobar di sejumlah sekolah di Kabupaten Bangkalan-Madura, Jawa Timur. Bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur, webinar akan diselenggarakan Kamis (18/04/2024) besok, pukul 08.00 – 10.00 WIB.
“Mengusung tema ’Hati-hati Jaga Privasi dan Data Pribadi, Pahami Bahaya Sharenting’, webinar ini juga dapat diikuti secara gratis dengan cara mendaftar di link pendaftaran https://s.id/pendaftaranbangkalan1804. Peserta akan mendapatkan e-sertifikat, di samping e-wallet senilai total Rp 1 juta untuk 10 peserta yang terpilih dengan pertanyaan interaktif paling menarik,” ujar Kemenkominfo.
Diskusi online ini, akan menghadirkan tiga nara sumber. Mereka adalah Kepala Program Studi Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Tulungagung, Mei Santi (sudut pandang budaya digital), Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Bangkalan, Pingky Hidayati (etika digital) dan Mom Influencer Novindah Asochmariyanti (keamanan digital) serta Syam Mudho selaku moderator.
Terkait topik webinar, Kemenkominko menjelaskan bahwa saat berbagi, share info parenting (sharenting), orang tua terkadang abai mencantumkan data pribadi dan data diri di ruang digital. Hal itu, mengundang incaran penjahat digital yang mesti diwaspadai.
Baca juga :
“Tidak semua informasi data pribadi boleh di-share. Orang tua mesti waspada, apa saja yang boleh dan tidak boleh di-share,” tambah Kemenkominfo.
Menurut Kemenkominfo, ketika memanfaatkan ruang digital, orang tua juga guru dan siswa, perlu meningkatkan kecakapan digitalnya. Antara lain, bisa memverifikasi semua konten yang diterima di ruang digital, khususnya ruang belajar di sekolah.
“Kalau kecakapan digital meningkat, kita bukan hanya minim risiko terpapar hoaks, tapi juga berkemampuan melawan hoaks maupun kejahatan digital dengan memproduksi konten-konten positif,” tulis Kemenkominfo.
Untuk diketahui, gelaran webinar seperti di Bangkalan ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD), yang dihelat sejak 2017. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan dan kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Tahun ini, program #literasidigitalkominfo mulai bergulir pada Februari 2024. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring seperti akademisi, perusahaan teknologi, serta organisasi masyarakat sipil, program ini bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman.
Kecakapan digital warga masyarakat jadi penting, karena menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo. (hms/sit)