Bondowoso

Dewan Pendidikan Bondowoso Ingatkan Bahaya Gadget Untuk Anak

Diterbitkan

-

Ketua Dewan Pendidikan Bondowoso, Drs. H. M. Saiful Bahar, M. Si

Memontum Bondowoso–Ketua Dewan Pendidikan Bondowoso, Drs. H. M. Saiful Bahar, M. Si mengingatkan bahayanya gadget pada anak usia sekolah. Apalagi, misalnya adalah sekolah yang memperbolehkan siswa membawa dan menggunakan gawai secara bebas dilingkungan sekolah. Hal tersebut ia nilai sangat kurang tepat dan tidak memiliki banyak manfaat. Diantara bahanya penggunaan gawai pada siswa adalah sebuah penyimpangan prilaku.

“Salah satu perilaku yang amat serius adalah memperkenalkan perilaku plagiasi kepada siswa sejak dini. Padahal, hal ini adalah kejahatan intelektual yang saat ini tengah menjadi musuh dunia pendidikan di Indonesia,” terangnya.

Pada saat mereka ada tugas membuat makalah, anak-anak sekolah kemudian berpikir praktis yakni mencari di gawai yakni copy paste dari internet. “Kalau di Perguruan Tinggi beberapa sudah ada yang mempunyai filter anti plagiasi, tapi di sekolah?,” katanya.

Selain itu, Bahar mengatakan penggunaan gawai di sekolah juga menyebabkan krisis kemanusiaan akut pada siswa. Seorang siswa bisa menjadi makhluk anti sosial dan terjebak pada dunia maya yang ada didalam gawai.

Advertisement

“Perpustakaan dan buku-buku kita juga semakin kering tidak ada yang baca. Padahal sumber pengetahuan itu yang utuh ya ada dibuku. Okelah ada e-book, tapi saya yakin mereka hanya membaca chapter yang ada kepentingannya dengan tugas yang mereka kerjakan,” jelasnya.

Namun demikian, Bahar menggarisbawahi bahwa ada juga aplikasi yang bisa memudahkan siswa mengerjakan tugas sekolah. Aplikasi itu boleh dilakukan asal dengan pemakaian kolektif dan atas pengawasan guru.“Jadi, tidak setiap anak itu bawa. Pemakaiannya pun harus dengan pengawasan ketat oleh guru,” ujarnya.

Saat ini, ada dua orang siswa di Kabupaten Bondowoso mengalami gangguan jiwa akibat kecanduan bermain gawai. Kedua siswa tersebut adalah siswa SMP dan SMA dan keduanya dirawat di RSUD dr Koesnadi.

Tingkat kecanduan dua siswa ini tergolong cukup parah. Bahkan salah satunya akan membenturkan kepala apabila orang tua tidak memperkenankannya menggunakan gawai.

Advertisement

“Saya yakin banyak kasus seperti ini, namun orang tua belum menyadari gangguan yang dialami oleh sang anak,” kata Dokter Spesialis Kejiwaan RS dr Koesnadi, dr Dewi Prisca Sembiring.

Dr Dewi berharap hal tersebut bisa dijadikan pelajaran agar bagi semua pihak agar memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh seorang anak. Saat ini kata dr Dewi, poli jiwa RSUD dr Koesnadi juga terus melakukan sosialisasi kepada seluruh masyarakat termasuk melibatkan para petugas medis yang ada di Kabupaten Bondowoso. (cw-1/yan)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas