Kota Malang
Yuk Tangani Cidera Lutut ACL Lebih Dini
Memontum Kota Malang – Hampir sebagian besar atlet pernah mengalami cedera saat berlatih maupun bertanding. Salah satunya cedera Anterior Cruciate Ligaments (ACL), yaitu cedera yang terjadi pada ligamen, baik berupa ligamen robek maupun ligamen putus pada lutut. ACL merupakan jaringan yang terletak ditengah lutut, yang berfungsi mengikat atau menghubungkan tulang pada persendian.
Dokter bedah Ortopedi Dr. dr. Edi Mumtamsir, SpOT (k) mengatakan angka cedera ACL cukup tinggi, terutama pada pemain olahraga futsal, sepakbola, lari dan lainnya. Awalnya, kebanyakan penderita sangat kesakitan, namun kemudian mengabaikan seiring rasa sakit yang lambat laun menghilang. “Padahal jika dibiarkan akan merusak bantalan sendi, bahkan ACL yang putus tidak akan bisa sambung sendiri, sehingga berdampak lutut goyang atau berlanjut resiko Osteoarthritis yang menyebabkan nyeri berkepanjangan. Jadi perlu perhatian khusus. Kalau perlu dilakukan MRI untuk detailnya,” beber Ketua OSW (Orthopaedic Sports and Wellness) Persada Hospital Malang ini.
Edi menambahkan, untuk pertolongan pertama, berikan es sebagai kompres. Jangan sembarangan dipijat, karena jaringan otot yang cedera tidak terlihat di bagian mana. Pijatan yang salah cenderung melebarkan area luka, meski tak dipungkiri massage khusus cidera otot memang ada. “Tak kalah pentingnya, bagaimana setelah operasi dan mengembalikan kondisi mendekati seperti sebelum cedera. Sebab cedera semacam ini cukup tinggi di usia produktif. Secara statistik, 50-60 pasien diantara 100.000 penduduk per tahun,” jelasnya.
Senada, dr. Krisna Yuarno P, SpOT (k), dokter bedah orthopedi lainnya mengatakan, ACL berfungsi sebagai stabilisasi lutut. Tak hanya olahraga yang menjadi penyebabnya, namun kemungkinan lain bisa saja terjadi. “Selain olahraga sekitar 70 persen, bisa juga akibat kecelakaan. Sisanya kemungkinan penyebab lain. Lebih dominan terjadi pada laki-laki dibandingkan wanita. Penanganan cidera lutut yang terbaik secara tim approach (kerja tim dokter, red), karena sebaik-baiknya dokter bedah tidak bisa lepas dari dukungan dokter lain,” jelas Krisna.
Namun tak semua cidera ACL harus dioperasi, cukup ditangani tergantung berat ringan cideranya. Bahkan setelah operasi pun masih harus ditangani dengan treatment, dan lainnya. “Program penanganan bisa dilakukan sebelum atau sesudah operasi, jika dibutuhkan operasi. Kami akan memberikan suggest terbaik kepada atlet dan pelatih, untuk kapan atlet bisa kembali beraktivitas. Umumnya untuk ACL hanya di RS tipe B, contohnya di Persada Hospital. Operasi ACL ini umumnya terbilang mahal, bahkan jika digandengkan dengan BPJS, harus cost sharing. Untungnya, MRI masih ditanggung oleh BPJS,” jelas dr Azizati Rochmania, SpKFR, dokter rehabilitasi medis OSW.
Sementara itu, Koordinator Fisioterapis OSW Persada Hospital, Asep Sri Hastuti, AMF mengatakan penanganan cidera ACL di Malang hanya tersedia di Persada Hospital dan RSSA. Penanganan cidera ACL tiap pasien tidak sama, namun tergantung kondisi. “Ada 4 fase yang dilakukan step by step untuk penanganan cidera ACL, dimana tergantung kondisi pasien dan cideranya untuk percepatan sembuhnya. Kami akan berikan metode yang benar agar ACL tidak terjadi lagi. Saat kembali ke klub, kami terus koordinasi dengan klub. Biasanya, kalau parah, baru 1 tahun aman untuk beraktivitas olahraga kembali,” jelas Asep, sapaan akrabnya. (rhd/yan)