Surabaya
Perbaikan Kualitas SDM, Langkah Realistis Guna Tingkatkan Daya Saing di Era 4.0
Memontum Surabaya—-Perbaikan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi langkah realistis dalam menghadapi era revolusi 4.0. Langkah tersebut dilakukan agar generasi milenial memiliki daya saing di era informasi dan teknologi (IT).
Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo saat mengahadiri Seminar Nasional Pendidikan Karakter Generasi Milenial di Era Revolusi Industri 4.0, di Ballroom Hotel Shangri-La Surabaya, Senin (5/11).
Ia menjelaskan, upaya yang dilakukan Pemprov Jatim dalam memperbaiki kualitas SDM di antaranya melalui langkah moratorium SMA sejak tahun 2015. Selain itu, menjadikan komposisi SMK dan SMA menjadi 70% : 30 %, meningkatkan kesehatan masyarakat, serta menggunakan strategi dual track dalam pendidikan.
“Saat ini kita sedang meningkatkan rasio 30 % SMA, 70 % SMK hingga tahun 2020. Jadi ada moratorium SMA yang dilakukan pada tahun 2015, tidak boleh menambah jumlah SMA. Dengan adanya moratorium itu, tahun ini rasio perbandingan SMK dan SMA sudah mencapai hampir 65 persen dan 35 persen,” ujar Pakde Karwo sapaan akrabnya.
Mengenai dual track strategy, Pakde Karwo mengatakan, Pemprov Jatim memasukkan pendidikan vokasional ke dalam sekolah. Dual track ini merupakan strategi pembangunan SDM yang berdaya saing dengan memberikan vokasional atau keahlian kepada siswa, termasuk kepada siswa SMA dan MA. Begitu juga dengan SMK, Pemprov Jatim melakukan kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas SDM.
“Yang SMA pun diminta waktu untuk memasukkan vokasi ke dalam kurikulumnya. SMA dan MA ditawarkan tujuh materi vokasi yang bisa dipilih seperti multimedia, teknik elektro, teknik kendaraan ringan, teknik listrik, tata boga, tata busana, dan kecantikan. Khusus di Madura ada 31 SMA dan MA minta vokasi untuk dua hari dalam seminggu dengan jumlah siswa 907 orang,” jelasnya dihadapan 1.500 orang peserta seminar nasional.
Selain itu, Pemprov Jatim juga membentuk SMK Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Usaha itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM dan menjadikan generasi milenial berinteraksi dengan pasar dan tidak hanya di laboratorium saja. Saat ini terdapat 20 SMK mandiri dan berdaya saing yang menjadi BLUD. Sekolah tersebut memiliki otonomi dalam pengelolaan keuangan.
“Karena BLUD bisa dikelola sendiri, maka diharapkan SMK itu bisa lebih melakukan kreativitas dan inovasi dalam meningkatkan sekolah dan SDM,” tutur orang nomor satu di Jatim ini.
Berdasarkan data dari Pemprov Jatim. Kondisi Jawa Timur, mengalami laju petumbuhan penduduk paling rendah di Indonesia yakni mencapai 0.50 persen. Sedangkan pertumbuhan penduduk nasional mencapai 1, 53.
“Ini penting buta dunia pendidikan, sekarang ini anak berusia 18 tahun jumlahnya 480 ribu, tapi kelahiran sekarang ini hanya 223 ribu. Ini serius betul dalam perencanaan pendidikan di 2036. Jadi pertumbuhan kita paling rendah. Mengapa demikian? Karena kebanyakan perempuan di Jatim kelas pekerja. Jadi kalau perempuan pekerja cenderung anaknya sedikit. Kalau nganggur anaknya banyak,” katanya sembari dibalas tepuk tangan penonton.
Jadi ini ada korelasi positif antara ekonomi perempuan dan kemudian dengan seperti apa kontribusi ekonomi perempuan di Jatim.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, “Seni dan Budaya sebagai pintu masuk pendidikan karakter generasi milenial. Sebab anak-anak di era milenial atau revolusi 4.0 membutuhkan aktualisasi diri dan pengembangan rasa percaya diri. Jadi festival seni budaya sangat diperlukan,” katanya.
Sedangkan Saiful Rachman selaku Kepala Dinas Pendidikan Jatim berujar, tantangan yang kompleks saat ini dan masa yang akan mendatang ialah perubahan yang terjadi era revolusi industri. Perubahan tersebut lantaran berpengaruh pada karakter anak-anak.
“Banyak inovasi-inovasi dari SMA jaringan mobile learning dan beberapa kegiatan yang sudah dikembangkan di Jawa Timur. Kemudian tujuannya adalah untuk mendapatkan masukan dari beberapa sumber dalam membangun karakter generasi milenial agar mampu beradaptasi dengan cepat dalam menghadapi era revolusi 4.0,” tutupnya. (sur/ano/yan)