Surabaya
Wisuda Untag, Rektor : Harus Perkuat Karakter Kebangsaan
Memontum Surabaya—-Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya mengukuhkan 950 Wisudawan melalui Rapat Terbuka Senat yang digelar bertampat di Lapangan Parkir Timur UNTAG Surabaya, Sabtu (9/3/2019). Prosesi wisuda yang terdiri dari 812 Wisudawan untuk program Sarjana (S-1), 108 Wisudawan program Magister (S2), dan 30 Wisudawan untuk program Doktor (S-3). Wisuda Periode I UNTAG Surabaya 2018/2019 ini mengangkat tema “Graduattitude: Graduate with Attitude.”
Dalam sambutannya, Rektor UNTAG Dr. Mulyanto Nugroho, M.M., CMA., CPA mengatakan tema Wisuda Untag Surabaya ke 118 Gradu-A-ttitude” adalah akronim dari Graduated with Attitude yang berarti Lulus dengan Karakter, dalam hal ini Karakter Kebangsaan. “A besar di tengah mewakili akreditasi A yang telah diraih Untag Surabaya pada tanggal 28 Desember 2018 yang lalu,” urainya.
Menurutnya, karakter adalah nilai-nilai yang khas, baik watak, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini dan dipergunakan sebagai cara pandang, berpikir, bersikap, berucap dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih lanjut ia menjelaskan, karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas baik yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara.
“Tentunya hal ini berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegas Rektor yang asli Magetan Jatim.
Mulyono berpendapat, ciri-ciri seseorang yang memiliki Karakter Kebangsaan antara lain, cinta Tanah Air, tidak kenal menyerah, berjiwa pembaru, menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa di atas atas kepentingan pribadi dan golongan.
Oleh karena itu, ia mengajak kepada semua para wisudawan untuk menanamkan dan mengembangkan Karakter Kebangsaan dalam pribadi masing-masing.
Akeditasi UNTAG A
Pada tahun ini, UNTAG mendapatkan nilai 361 dari Badan Akreditasi Perguruan Tinggi dan dikategorikan berpredikat A.
“Oleh karena itu, kami berterimakasih kepada Bapak, Ibu, Saudara dan keluarga wisudawan atas dukungan dan doanya sehingga seluruh proses re-akreditasi dan visitasi, dapat berjalan lancar dan berhasil memperoleh predikat A,” ucapnya.
Berdasarkan informasi, masih menurut Mulyanto, Perguruan Tinggi yang mendapat Predikat A sampai dengan bulan Januari 2019 berjumlah 85 Universitas dari total 4588 Perguruan Tinggi.
Ia beranggapan, akreditasi merupakan ruh baik untuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Akreditasi yang diberikan oleh BAN PT, “sangatlah penting karena akreditasi merupakan penentuan standar mutu dan penilaian suatu lembaga pendidikan (pendidikan tinggi) oleh pihak di luar lembaga yang independen.”
Ia menambahkan, akreditasi juga diartikan sebuah upaya pemerintah untuk menstandarisasi dan menjamin mutu alumni Perguruan Tinggi sehingga kualitas lulusan antara perguruan tinggi tidak terlalu bervariasi dan sesuai kebutuhan kerja.
Pada tahun 2019, Program Studi di lingkungan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang memiliki akreditasi A oleh BAN PT berjumlah 6. Oleh karena itu, universitas menargetkan beberapa Program Studi di lingkungan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya untuk melakukan re-akreditasi dan mendapatkan nilai A.
“Kami memohon dukungan dan doa restu kepada Bapak, Ibu, Saudara dan keluarga wisudawan agar seluruh proses re-akreditasi dan visitasi program studi di Lingkungan Untag Surabaya dapat berjalan lancar dan berhasil memperoleh predikat A,” pungkasnya.
Akhir kata, ia berharap kepada para wisudawan, mengucapkan Selamat dan Sukses. “Segala ujian yang telah Saudara tempuh belum berarti apa-apa. Karena ujian yang sebenarnya adalah ujian yang ada di masyarakat, terutama bagaimana Saudara dapat memberikan solusi terhadap berbagai masalah yang ada di masyarakat,” tegasnya.
Dalam prosesi wisuda tersebut diserahkan penghargaan bagi lulusan terbaik untuk masing-masing fakultas: Umar (FISIP), Melia Fina Tri Susanto (Fakultas Ekonomi), Mona (Fakultas Hukum), Wahyu Luthfi Yansah (Fakultas Teknik), Lisa Purnamasari (Fakultas Psikologi), Indah Ayu Wilujeng (Fakultas Sastra), Okky Andriani (Magister Administrasi), Ni Wayan Soebrati (Magister Manajemen), Heri Wicaksono (Magister Hukum), Aulia Sari (Magister Teknik Sipil), Afiet Yanuar Malwani (Magister Psikologi), Pomyrolline Theedens (Magister Psikologi Profesi), Anis Masluchah (Doktor Ilmu Administrasi), Nuuridha Matiin (Doktor Ilmu Ekonomi), dan Kevin Kogin (Doktor Ilmu Hukum).
Penghargaan juga akan diberikan kepada mahasiswa dan dosen yang berhasil meraih prestasi gemilang, di antaranya adalah Siti Nurul Aini (Juara 1 Kategori Tanding Open Tournament Pencak Silat Yogyakarta Championship VI Tahun 2018); Yogi Andriant Inzaghi (Juara 1 Japan POP Culture 2018); Alvian Bagus Putra Amanda (Juara 1 Tanding Tingkat Dewasa Bandung Lautan Api Championship I); Jerry Yulianto (Juara 1 Jakarta Selatan Open Championship); Vera Febriyanti (Juara 1 Jakarta Selatan Open Championship); M. Fiko Zuli Saputra (Juara 1 Jakarta Selatan Open Championship); Awanda Ni’matul Hidayah (Juara 1 Jakarta Selatan Open Championship); Ridwan Saputra (Juara 1 Gyeorugi 65 Senior Putra Kejuaraan Provinsi Taekwondo Indonesia Jawa Timur 2018); Drs. I Made Suparta, M.M; Tomy Michael, S.H., M.H. (Penelitian); dan Suhadianto, S.Psi., M.Psi. Psikolog (Pengelola Jurnal Persona Terakreditasi SINTA 4).
Proseei wisuda juga dihadiri dihadiri Gubernur Provinsi Jawa Timur-Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si. dan Kepala LLDikti Wilayah VII Jawa Timur Prof. Dr. Ir Soeprapto, DEA.
Pesan Ketua Dewan Pembina YPTA
Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tujuhbelas Agustus (YPTA) 1945, Bambang DH, menegaskan mengingatkan ke wisudawan Untag supaya mampu beradaptasi dengan perkembanban teknologi. Terlebih untuk Revolusi Industri 4.0.
“Perkembangan teknologi tidak bisa ditawar tawad lagi. Wisudawan juga harus memiliki karakter kuat dalam berbangsa dan bernegara,” tutup Bambang DH yang Walikota Surabaya 2002-2010 ini.
Bambang DH yang juga Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PDI Perjuangan menambahkan, pembangunan gedung baru 11 lantai dengan luas bangunan 11.200 m2 memasukki tahap akhir. Gedung ini senilai Rp 50 Miliar.
Gedung bakal menjadi tempat perkuliahan yang mengedepankan estetika, kepedulian lingkungan, kenyamanan. Gedung berdindingkan kaca penasap yang mampu menyerap 55 persen panas matahari membuat sinar masuk sehingga menghemat listrik. Perabot perkuliahan yang ada anti api.
Gedung tersebut bakal dilengkapi semacam sayap pada sisi kanan-kiri setinggi dua lantai. Gedung bukan saja didesain untuk ruang perkuliahan dengan lay out melebar, namun juga untuk kegiatan non perkuliahan, seperti kegiatan misa atau kebaktian dan lainnya.
“Gedung Untag ini bisa menjadi percontohan. Gedung Perguruan Tinggi Swasta (PTS), tidak dapat bantuan dana pemerintah tapi bisa bagus dan mengedepankan safety,” kata Bambang DH.
Bambang DH mengaku puas pada jadwal pembangunan gedung yang dimulai sejak Maret 2017 itu. Bahkan capaiannya lebih cepat, terlebih detail dan finishing berikut meubeler.
“Sebagai Pembina saya tekankan ke depan bangunan harus ramah lingkungan, hemat energi. Terlebih meubeler yang digunakan tahan api. Ini atensi kita pada bagaimana keamanan, kenyamanan bagi dosen, mahasiswa serta tamu yang datang,” imbuhnya.
Soal gempa, kata Bambang, gedung dengan konstruksi baja tersebut sudah didesain dan diperhitungkan tahan gempa. Karena konstruksi baja, gedung bisa dibongkar setelah usia minim 50 tahun dan dengan pertimbangan nilai proyek sudah kembali. Bahkan baja konstruksi yang dibongkar memiliki nilai jual lebih mahal untuk minim 50 tahun ke depan. Singkatnya, untung menggunakan gedung dan hasil yang didatangkan berikut keuntungan dari selisih lebih bahal baja konstruksi.
“Bangunan Politeknik Untag yang sekarang ada (sisi timur areal Kampus Untag) masih bagus. Mahasiswa Politeknik Untag rencananya akan gabung disini (gedung baru), dan nanti Fakultas Kedokteran (FK) akan memanfaatkan gedung Politeknik,” rinci Caleg DPR RI dari PDI Perjuangan, Dapil Jatim I (Surabaya-Sidoarjo), nomor urut 1 ini.
Gedung baru dan rencana pembukaan FK, kata Bambang DH, adalah tindak lanjut atas kepercayaan masyarakat yang menyekolahkan putra-putrinya untuk studi S1, S2, S3 di Untag. Semua dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk peningkatan sarana prasarana, pelayanan.
“Kita sangat ketat terhadap peraturan, regulasi yang dibuat pemerintah. Misalnya rasio dosen dan mahasiswa. Rasio dosen yang berkualifikasi doktor, S2, S3, guru besar, profesor itu sangat kita perhatikan,” paparnya. (sur/ano/yan)