Jember
Gerbang Digembok, Janda 1 Anak Keluar Rumah Musti Naik Pagar
Memontum Jember – Senima warga Jalan Imam Bonjol kelurahan tegal besar Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember harus rela keluar-masuk rumahnya dengan melewati pagar setinggi 2 meteran atau dengan cara satu-satunya naik tangga bambu. Pasalnya, akses jalan ke rumahnya tertutup pintu gerbang selama beberapa bulan.
“Pintu gerbang ini ditutup sebelum bulan puasa kemarin, oleh Ali Mustafa selaku pemilik kosan yang menuju ke arah rumahnya. Jadi, selama beberapa bulan terakhir ini, terpaksa dia harus menumpang ke rumah tetangganya,” kata Senima saat ditemui sejumlah wartawan, Senin (24/6/2019) sore.
Pintu gerbang milik Ali Mustafa itu ditutup, setelah suaminya meninggal beberapa bulan yang lalu, dimana salah satu akses menuju ke rumahnya ialah gerbang itu, namun, setelah suaminya meninggal, Ali Mustafa mengunci pintu gerbang.
“Karena tidak dibuka, terpaksa jika saya butuh sesuatu harus dengan cara naik tangga dan melewati pagar, awalnya , saya bertangga dengan Ali Mustafa baik–baik saja. Namun setelah suami saya meninggal, Ali sempat merusak bagian dari rumah saya dan meminta saya untuk pergi dari sini,” ucapnya sembari meneteskan air mata.
Tidak hanya itu, akibat tidak bisa masuk ke rumahnya anaknya pun merasa lara hati. Selama beberapa bulan ini, anaknya sering menangis karena tidak bisa masuk ke rumahnya, terkadang saat butuh keperluan sekolah yang berada didalam rumah, dia harus melewati pagar yang tingginya kurang lebih dua meter itu.
“Anak saya sekarang lagi sakit. Saat ini kita numpang sama tetanggga, yang tak lain juragan tempat saya kerja sebagai pembantu rumah tangga,” jelasnya.
Menurut Bu Lifa tetangganya, menyampaikan pintu gerbang dan berpagar tembok ini sudah ditutup selama kurang lebih satu bulan. Senima alias Bu Firman tidak pernah masuk ke rumah itu, tapi berada di rumah juragan atau tempatnya bekerja, yang tidak lain masih tetangganya setiap hari, sejak pintu ini ditutup sebelum lebaran.
“Masalahnya saya kurang tahu dan kalau dulu dibuka, barusan saja ditutup. Kalau di dalam ada kos-kosan milik Pak Ali, tetapi kosan sekarang ditutup tidak ada orangnya, dan juga tidak ada ijin RT/RWnya,” terangnya.
Dikatakannya, sebelum ada suaminya tidak ada masalah, dan setelah satu tahun meninggalnya baru ada masalah dengan Pak Ali.
“Dulu kosan itu garasi dan diakui juga sama Pak Ali. Sebetulnya, itu punya Bu Firman juga. Dulu suaminya kerja di pasar, tetapi sekarang sudah meninggal dan memiliki putra satu masih sekolah,” jelas Bu lifa.
Sementara pemilik Kostan Ali Mustofa saat ditemui di rumahnya, tidak mau diwawancarai sejumlah media. Dia menyampaikan jika rumah yang ditempati Senima alias Bu Firman ialah miliknya, Kepada sejumlah wartawan, dia juga menuturkan bahwa Senima disitu hanya menumpang.
Dia sendiri mengklaim sebagai pemilik sahnya. Dia juga mengatakan, jika memiliki sertifikat atas lahan rumah tersebut. (gik/yud/oso)