Sidoarjo

Gagal Panen, Petani Kepatihan Rugi Ratusan Juta

Diterbitkan

-

Kasi Kesra M. Zaelani menunjukkan sawah gagal panen, akibat tidak ada pasokkan air (gus)

Memontum Sidoarjo – Karena keterlambatan pendistribusian air sungai Gedangrowo, Prambon pada sungai avor Mbah Gepok sejak 1 bulan lalu. Lahan sawah seluas 19 Hektare, milik petani Desa Kepatihan, Kecamatan Tulangan, Senin (22/7/2019) mengalami kekeringan. Akibatnya selain tanaman padi layu, dan mati kondisi tanah sawah, nampak terlihat nelo (pecah-pecah).

Kepala Desa Kepatihan Sutrisno Utomo, SH di ruang kerjanya mengatakan pasca kekeringan sejak tiga bulan lalu lahan sawah tidak ada aliran air, petani dipastikan mengalami gagal panen. Sedangkan kerugiannya, diperkirakan mencapai ratusan juta. Sebab masa panen padi per-hektare, rata-rata menghasilkan mencapai 6 ton gabah, ucapnya

Diakui Sutrisno utomo, saat ini dicanangkan program ketahanan pangan atau swasembada pangan oleh pemerintah pusat. Melihat kondisi dilapangan, rasanya petani merasa kesulitan. ” Memang juru pengairan mendatangi kantor balai desa, memberikan jadwal pendistribusian air. Tetapi kenyataanya sampai sekarang, tidak ada realisasinya.” katanya

Agar tidak menanggung kerugian lebih besar, terpaksa lahan tersebut ditanami dengan tanaman sayur mayur, seperti halnya sawi, kangkung, kacang ijo dan sebagainya.

Advertisement

” Petani berusaha mendapatkan air, dengan menggunakan mesin pompa. Namun membutuhkan operasional bahan bakar, dan menelan biaya sebesar Rp. 200 ribu pe-hari. Itupun airnya tidak maksimal, sesuai kebutuhan para petani, “jelas Sutrisno Utomo

Pihakya berharap instansi Dinas terkait di Kabupaten Sidoarjo, ada penanganan serius, dan melakukan pembinaan, sosialisasi. Agar petani kedepannya tidak lagi kesulitan mendapatkan pasokan air, dan kembali beraktifitas seperti biasanya,

Terpisah Kasi Kesra M. Zaelani menjelaskan biaya yang dikeluarkan petani itu tidak sedikit, dari awal penggarapan, membajak sampai menanam padi. Dan kini kondisi baru tanam, air yang di butuhkan tidak ada. Berbagai macam dilakukan petani, mensiasati untuk mendapatkan air. Tetapi hasilnya tidak mencukupi kebutuhan, dan tanaman tidak bisa tumbuh. ” Saat ini petani, gagal panen,” keluhnya (gus/yan)

 

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas