Pendidikan
Sehari Belajar di Luar Kelas, KB-TK Al Muslim Deklarasikan Sekolah Ramah Anak
Memomtum Sidoarjo – Untuk menindaklanjuti Surat Edaran (SE) Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, KB-TK Al Muslim JL Raya Wadungasri, Kecamatan Waru, Sidoarjo menggelar kegiatan Sehari Belajar di Luar Kelas. Kegiatan ini untuk memperingati Hari Anak Internasional (HAI) yang jatuh tanggal 20 November 2019 mendatang.
Belajar diluar kelas ini dikemas dengan proses pembelajaran menyenangkan. Diawali penyambutan anak-anak oleh ustadzah, dilanjutkan baris – berbaris, doa dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Acara berlanjut doa dan sarapan bersama. Para orang tua sengaja membawakan kreasi bekal makanan sehat mulai bento, makanan tradisional nasi kuning, sandwich sayur, dan lainnya. Bekal makan itu akan memperebutkan Trophy Juara.
Kemudian para siswa dan siswi ini bekerja bakti membersihkan lingkungan, menyingkirkan tanaman atau benda-benda berbahaya, mematikan lampu dan peralatan listrik yang tidak diperlukan serta mematikan kran air yang terbuka. Selain itu, gerakan literasi masih tetap digalakkan dengan membaca buku di luar kelas.
Acara dilanjutkan simulasi evakuasi bencana dalam gerak dan lagu serta senam germas (Gemari). Tak kalah menarik, para siswa bermain permainan tradisional seperti lompat tali, sapu tangan, petak umpet, cublek-cublek suweng, engkle, betengan, boiboian, balap karung dan slebor dengan memakai aksesories yang menarik di kepala (mahkota daun nangka).
Berlanjut tepuk hak anak dan membunyikan yel-yel Sekolah Ramah Anak. Serta pembacaan deklarasi sekolah ramah anak, pelantikan tim sekolah ramah anak dan menyanyi lagu Maju Tak Gentar.
Wakil Kepala KB-TK Al Muslim, Triana Dewi mengatakan tujuan kegiatan ini untuk mendorong anak-anak dapat berperilaku yang memenuhi 7 unsur. Yakni pembentukan karakter (senyum, sapa, salam dan kerjasama), iman dan taqwa (berdoa), perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS-cuci tangan dan makan makanan yang sehat dan higienis), adaptasi perubahan iklim (climate change-kerja bakti, hemat (mematikan kran air dan listrik), permainan tradisional-cinta tanah air (menyanyi indonesia raya, maju tak gentar), gerakan literasi dan pengurangan resiko bencana dalam gerak dan lagu.
“Harapannya semoga kegiatan ini bermanfaat dan bermakna agar anak-anak bisa mengaplikasikan dimana pun mereka berada,” katanya.
Sementara Pembina Yayasan Al Muslim, Erlina Nasution menegaskan sepertiga hidup anak berada di sekolah. Orang tua mempercayakan anak-anak untuk diasuh dan didik di sekolah. Karena itu sekolah harus ramah terhadap anak dengan cara memenuhi hak-hak anak. Diantaranya hak untuk hidup sehat agar pertumbuhan dan perkembangan anak bisa optimal.
“Termasuk soal hak perlindungan dari kekerasan fisik maupun non fisik. Tapi, hal itu diperlukan kerjasama dari orang tua agar program-program sekolah bisa ramah terhadap anak,” tandasnya. Wan/yan