SEKITAR KITA
Akibat Tanah Gerak, 11 KK di Tanggunggunung Tulungagung Mengungsi
Memontum Tulungagung – Curah hujan lebat di sejumlah wilayah Kabupaten Tulungagung, tidak hanya menyebabkan banjir dan tanah longsor. Bahkan, di Desa/Kecamatan Tanggunggunung, diinformasikan ada sekitar 24 jiwa, yang harus mengungsi karena huniannya mengalami keretakan bangunan akibat tanah bergerak.
Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, menjelaskan bahwa pihaknya bersama Forum Pimpinan Daerah (Forkopimda), TNI, Polri, BPBD, Dinas Perumahan Kawasan dan Permukiman, serta Dinas Sosial, telah meninjau lokasi tanah bergerak tersebut. Bahkan, pihaknya juga mengajak ke lokasi untuk melihat secara langsung agar penanganannya cepat dan tepat.
“Hujan secara terus menerus berdampak tidak hanya banjir. Tetapi, juga tanah longsor termasuk rumah-rumah tempat hunian yang mengalami keretakan,” kata Bupati Maryoto Birowo, Kamis (13/10/2022) tadi.
Baca juga :
- Pj Wali Kota Malang Tekankan Kewaspadaan Dini Jaga Kondusifitas Pilkada 2024
- Peduli Wilayah Kekeringan, Bunda Indah Distribusikan Tangki Air Bersih untuk Masyarakat
- Ketua DPRD Trenggalek Definitif Periode 2024-2029 Resmi Ditetapkan
- Pemkab Jember Hentikan Sementara Penyaluran Bansos, Hibah dan Honor Guru Ngaji
- Besok, 32 Ribu Peserta Bakal Ikuti Tes SKD CPNS di Kota Malang
Bupati menambahkan, asesment yang dilakukan sementara, yakni menempatkan warga terdampak di posko pengungsian. Tepatnya, di Posko Kantor Kecamatan Tanggunggunung. Sementara sebagian yang mempunyai keluarga dekat dengan hunian, bisa tinggal di rumah keluarganya. “Sementara yang terlaporkan ada 11 KK. Sedangkan yang mengungsi di sini ada 24 jiwa, karena bertepatan keluarganya jauh. Sisanya, ikut kepada keluarga,” ujarnya.
Pemkab Tulungagung, tambahnya, akan terus mendata berapa rumah yang terdampak dan mengalami kerusakan berat atau sedang. Pihaknya juga berkeinginan, jika memang sudah parah, agar warga direlokasi. “Kalau memang di situ rawan longsor, maka nanti akan direlokasikan,” imbuhnya.
Salah satu warga terdampak, Warni (49), mengungkapkan bahwa kejadian tanah bergerak terjadi sejak Minggu (09/10/2022). Kejadian itu, berlangsung setelah hujan deras yang mengguyur malam hari. Keesokan harinya, mulai terdengar suara keras, yang itu saat ditelusuri berasal dari teras rumah keramik yang terbelah atau gerak.
“Retak parahnya sejak Minggu. Sebenarnya, Jumat itu juga sudah retak, tetapi tidak parah,” ujar Warni. (jaz/and/gie)